Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pembiayaan Kendaraan Listrik per November 2024 Tembus Rp16,6 Triliun

PT PLN (Persero) terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur kendaraan listrik guna memberikan kenyamanan bagi pengguna electric vehicle (EV) di seluruh Indonesia. (Dok. PLN)
Intinya sih...
  • Pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia tembus Rp16,61 triliun per November 2024.
  • Penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor secara keseluruhan meningkat 11,91 persen yoy per Desember 2024.
  • Pembiayaan multiguna mencapai Rp252,76 triliun, pembiayaan investasi mencapai Rp171,03 triliun, dan pembiayaan modal kerja Rp49,06 triliun per November 2024.

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia mencapai Rp16,61 triliun per November 2024.

"Jumlah ini sekitar 1,81 persen dari total piutang pembiayaan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, Selasa (18/2).

Agusman juga menyatakan jumlah tersebut masih punya potensi yang besar untuk terus ditingkatkan, apalagi dengan dukungan pemerintah yang membangun ekosistem kendaraan listrik. Ia memandang capaian pembiayaan kendaraan listrik ini dapat berkontribusi mendorong percepatan terbentuknya ekosistem pembiayaan hijau atau green financing di Indonesia.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor secara keseluruhan mencapai Rp402,43 triliun. Kondisi tersebut menunjukkan peningkatan 11,91 persen secara year-on-year per Desember 2024. Ini menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor.

Data penjualan dari Gabungan industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) mengungkapkan selama periode Januari – Desember 2024, terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor sebesar 13,93 persen yoy menjadi 865.723 unit dari penjualan tahun sebelumnya yang sebesar 1.005.802 unit.

Untuk pembiayaann lainnya, OJK mencatat bahwa per November 2024 pembiayaan multiguna mencapai Rp252,76 triliun; kemudian disusul pembiayaan investasi Rp171,03 triliun; lalu pembiayaan modal kerja Rp49,06 triliun.

Selain itu, pembiayaan untuk segmen syariah mencapai Rp26,58 triliun atau meningkat 11,90 persen yoy per November 2024.

Agusman memproyeksi pembiayaan syariah akan terus tumbuh positif pada 2025 karena didorong diversifikasi dan penambahan produk pembiayaan syariah baru.

Meskipun industri pembiayaan berkinerja positif, OJK menyatakan terdapat risiko pertumbuhan yang lebih rendah dari target. Pasalnya, sulit mengelak dari tantangan eksternal, seperti kondisi geopolitik yang memengaruhi perekonomian global, yang ujungnya berdampak ke penjualan kendaraan bermotor, yang merupakan penopang pada perusahaan multifinance.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us