TBS Energi Catat Pendapatan US$71,5 juta Di Tengah Transformasi Bisnis

- PT TBS Energi Utama Tbk mencatat pendapatan konsolidasi US$71,5 juta pada kuartal pertama 2025, meskipun turun dari tahun sebelumnya.
- Total EBITDA yang disesuaikan mencapai US$15,8 juta dengan segmen pengelolaan limbah menyumbang EBITDA sebesar US$2,6 juta.
- TBS melakukan transformasi ke arah ramah lingkungan dengan divestasi aset PLTU untuk mengurangi emisi karbon secara total sebesar 80 persen atau sekitar 1,3 juta ton CO2e per tahun.
Jakarta, FORTUNE - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) membukukan pendapatan konsolidasi US$71,5 juta sepanjang kuartal pertama 2025. Namun, nilai ini turun dari capaian periode yang sama tahun lalu sebesar US$124 juta.
Direktur TBS, Juli Oktarina, mengatakan penurunan ini terjadi seiring dengan perubahan komposisi bisnis dan selesainya divestasi pembangikt listrik tenaga uap (PLTU). Meskipun begitu, TBS mencatatkan total EBITDA yang disesuaikan mencapai US$15,8 juta, dengan segmen pengelolaan limbah menyumbang EBITDA sebesar US$2,6 juta. Angka ini belum mencerminkan kontribusi penuh dari Sembcorp Environment yang akuisisinya rampung pada per akhir Maret 2025.
Sementara itu, total arus kas bersih perseroan tercatat sebesar US$44,1 juta yang berdampak pada peningkatan posisi cash balance menjadi sebesar USS126,1 juta atau naik 45 persen pada akhir kuartal ini. Menurut Juli perolehan ini masih menunjukkan posisi likuiditas yang kuat.
“Kinerja keuangan kuartal ini perlu dilihat dalam konteks transformasi jangka panjang yang sedang kami jalankan, yakni transformasi portofolio bisnis menuju sector berkelanjutan. Secara fundamental, kami terus menghasilkan arus kas yang sehat, dan tetap fokus menciptakan nilai tambah dari lini bisnis berkelanjutan kami.” ujar dia melalui siaran pers, dikutip Senin (2/6).
Dari sisi neraca, total aset perseroan meningkat 11 persen menjadi US$1,048 miliar, didorong oleh ekspansi strategis di sektor energi terbarukan dan pengelolaan limbah. Di sisi lain, total ekuitas tercatat sebesar US$359,6 juta, akibat penyesuaian akuntansi non-recurring atas divestasi aset PLTU. Menurutnya, penyesuaian ini hanya akan berdampak sementara dan tidak berulang, serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja operasional maupun total arus kas usaha perseroan yang tetap menunjukkan tren positif.
Strategi Transformasi
Di tengah transformasi bisnis ke arah ramah lingkungan, TBS Energy melakukan sejumlah penyesuaian aset. Salah satunya divestasi asset PLTU di Minahasa Utara berkapasitas 100 MW. Langkah diklaim akan mengurangi emisi karbon sebanyak lebih dari 45 persen atau sekitar 777 ribu ton CO2e per tahun. Selain itu TBS melakukan divestasi terhadap aset PLTU di Gorontalo, yang prosesnya telah rampung belum lama ini.
"Aksi atas kedua aset ini akan menyumbang pengurangan emisi karbon TBS secara total sebesar 80 persen atau sekitar 1,3 juta ton CO2e per tahun," ujar Juli.
Ke depan, TBS akan terus memperkuat fondasi bisnis hijau dan menjajaki peluang pertumbuhan di bidang solusi pengelolaan limbah, mobilitas listrik, serta energi terbarukan, dengan komitmen pada profitabilitas dan dampak positif jangka panjang. TBS menargetkan pencapaian netral karbon pada tahun 2030—sejalan dengan visi Net Zero Carbon 2060 Indonesia.