FINANCE

Gubernur BI: Operasi Pasar Bisa Tekan Inflasi Pangan Hingga 5%

Inflasi pangan bukan soal ekonomi, tapi juga sosial politik.

Gubernur BI: Operasi Pasar Bisa Tekan Inflasi Pangan Hingga 5%Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Tangkapan layar)
10 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Gubernur BI (Bank Indonesia), Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa inflasi pangan tahunan (year on year/yoy) yang mencapai 10,47 persen pada Juli 2022, bisa turun hingga 5 persen pada periode yang sama 2023. Hal ini bisa diupayakan lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, salah satunya operasi pasar.

Menurut Perry, inflasi pangan adalah permasalahan perut dan rakyat yang memiliki implikasi  cukup luas, tidak hanya pada ekonomi, namun juga bisa berpengaruh pada sosial dan politik. “Dengan menurunkan inflasi pangan dari level 10,47 persen (yoy) menjadi 6 persen atau 5 persen, dampak sosialnya akan sangat-sangat besar dalam menyejahterakan rakyat,” ujarnya dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Rabu (10/8)

Perry mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah, untuk tidak ragu dalam melakukan operasi pasar dengan harapan dapat menurunkan harga-harga kebutuhan pangan yang naik akibat gejolak situasi global.

Perry menyampaikan bahwa kemerdekaan Indonesia yang diraih selama ini bukan hanya tentang memajukan perekonomian Indonesia, namun juga tentang bagaimana mempertahankannya di tengah berbagai dampak global. “Ini sangat penting, kenapa kita lakukan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Indonesia,” katanya.

Apa itu inflasi pangan?

ilustrasi : inflasi
Shutterstock/Luis A. Orozco

Salah satu hal yang menjadi fokus Bank Indonesia, menurut Perry, adalah apa yang menjadi dampak dari inflasi pangan yang terjadi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juli sendiri tercatat meningkat 4,94 persen dari tahun sebelumnya. Meski masih berada di bawah 5 persen, namun sektor pangan menjadi bagian terbesar dalam inflasi tersebut.

“Yang paling tinggi (dari) inflasi ini, kalau kita pecah adalah inflasi pangan, 10,47 persen. Mestinya inflasi pangan itu tidak boleh lebih dari 5 persen, atau paling tinggi 6 persen,” ucap Perry. “Inflasi pangan itu adalah 20 persen dari komposisi pengeluaran masyarakat, itu secara total. Tapi bagi rakyat di ‘bawah’ bisa 40 atau 50 persen.”

Bagaimana menekan inflasi pangan?

Penjual melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Penjual melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Related Topics