FINANCE

Diversifikasi: Pengertian, Bentuk, Manfaat, dan Contohnya

Apa sebenarnya diversifikasi itu?

Diversifikasi: Pengertian, Bentuk, Manfaat, dan ContohnyaShutterStock/eamesBot
13 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Diversifikasi adalah istilah yang tak asing lagi dalam dunia bisnis. Kata ini juga merujuk salah satu strategi paling ampuh untuk meminimalisir risiko kerugian dalam berinvestasi.

Bagi seorang pebisnis, tentu langkah ini sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan dan menekan kerugian. Sedangkan, bagi investor, langkah ini bertujuan untuk mengamankan nilai portofolio investasi jika melakukan diversifikasi dengan tepat.

Lantas, apa itu diversifikasi? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Apa itu diversifikasi?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diversifikasi adalah penganekaragaman. Jika diterapkan dalam istilah keuangan, diversifikasi adalah upaya untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi.

Misalnya, bagi para pelaku bisnis, melakukan diversifikasi produk demi keberlangsungan bisnisnya. Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan strategi diversifikasi pada berbagai aspek bisnis, seperti penyedia bahan baku, investasi, serta cabang perusahaan.

Diversifikasi dilakukan untuk meminimalisir risiko kerugian usaha dan memberikan keuntungan yang lebih maksimal.

Sedangkan, contoh pada investasi adalah dengan membeli instrumen yang berbeda. Jika salah satu instrumen investasi menurun, Anda masih memiliki jenis instrumen lainnya.

Bentuk Diversifikasi

Secara garis besar, bentuk diversifikasi dalam bisnis ada dua. Pertama adalah diversifikasi vertikal dan yang kedua adalah diversifikasi horizontal. Berikut penjelasannya:

1. Diversifikasi vertikal

Diversifikasi vertikal adalah strategi membuat produk dengan level kegunaan berbeda-beda, tetapi masih bisa melengkapi atau menggantikan satu sama lain.

Beberapa contoh diversifikasi produk secara vertikal, misalnya kitchen set yang dijual terpisah, onderdil kendaraan, produksi susu sapi dan susu kedelai formula di satu perusahaan, dan sebagainya.

Sedangkan, dalam dunia investasi, ini adalah strategi membeli reksadana campuran. Akan tetapi, isi dari reksadana tersebut saling melengkapi dan menggantikan.

2. Diversifikasi Horizontal

Ini strategi menciptakan berbagai macam produk berjenis sama, tapi dibedakan dari segi merek, ukuran, atau target pasar. Strategi diversifikasi bisnis satu ini adalah yang paling banyak dilakukan di Indonesia.

Beberapa contoh diversifikasi produk horizontal terbanyak, misalnya mi instan, obat-obatan, minuman botol, sabun mandi, sampo, dan sebagainya.

Related Topics