Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Premi Asuransi Jiwa Melambat, Hasil Investasi Jadi Penyelamat

ilustrasi asuransi jiwa (freepik.com/creativeart)
ilustrasi asuransi jiwa (freepik.com/creativeart)
Intinya sih...
  • Pendapatan premi asuransi jiwa terkontraksi tipis 1 persen menjadi Rp87,6 triliun pada semester I-2025.
  • Pendapatan premi lanjutan masih tumbuh 6,1 persen menjadi Rp39,66 triliun.
  • Industri asuransi jiwa membukukan total hasil investasi senilai Rp16,68 triliun dan telah membayarkan klaim Rp72,47 triliun kepada 5,01 juta penerima manfaat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Kinerja industri asuransi jiwa menunjukkan gambaran kontras pada semester I-2025. Di satu sisi, pendapatan premi terkontraksi tipis 1 persen (YoY) menjadi Rp87,6 triliun akibat tekanan daya beli masyarakat. Namun di sisi lain, total pendapatan industri justru berhasil tumbuh 3,6 persen (YoY) menjadi Rp109,00 triliun, ditopang oleh lonjakan hasil investasi.

Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jumat (22/8), hasil investasi menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan nilai Rp16,68 triliun. Angka ini meroket 38,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, mengakui adanya perlambatan premi dari bisnis baru. Meskipun demikian, ia menyoroti dua sinyal positif: komitmen nasabah yang tecermin pada premi lanjutan yang masih tumbuh 6,1 persen menjadi Rp39,66 triliun, serta bertambahnya jumlah tertanggung menjadi 123,70 juta jiwa.

“Hasil ini menegaskan relevansi asuransi jiwa sebagai pilar penting dalam perencanaan keuangan keluarga, bahkan ketika ruang konsumsi masyarakat terbatas,” kata Budi.

Dari sisi kewajiban, industri telah membayarkan klaim dan manfaat senilai Rp72,47 triliun kepada 5,01 juta penerima manfaat. Meski angka total klaim turun 6,7 persen (YoY), data mendetail menunjukkan adanya lonjakan signifikan pada klaim kesehatan perorangan yang naik 25,5 persen menjadi Rp9,56 triliun.

“Tren kenaikan klaim kesehatan individu menjadi perhatian penting. Reformasi industri kesehatan diharapkan dapat segera berjalan agar manfaat perlindungan dapat ditawarkan dengan nilai premi yang seimbang bagi masyarakat,” kata Ketua Bidang Kanal Distribusi AAJI, Elin Waty.

Kinerja investasi yang cemerlang didorong oleh strategi diversifikasi portofolio. Industri tercatat mengalihkan penempatan aset dari instrumen berisiko seperti saham ke aset yang lebih aman seperti Surat Berharga Negara (SBN). Hingga Juni 2025, total aset industri naik 2,2 persen menjadi Rp630,53 triliun.

Berikut detail penempatan investasi industri asuransi jiwa per Juni 2025:

  • Surat Berharga Negara (SBN): Tumbuh 14,6 persen (YoY), menjadi porsi terbesar dengan kontribusi 40,5 persen atau Rp223,03 triliun.

  • Sukuk Korporasi: Tumbuh 14,2 persen (YoY), dengan kontribusi 9,7 persen atau Rp53,26 triliun.

  • Saham: Turun 13,6 persen (YoY), dengan kontribusi 22 persen atau Rp121,50 triliun.

  • Reksadana: Turun 6,8 persen (YoY), dengan kontribusi 12,4 persen atau Rp68,14 triliun.

  • Deposito: Turun 6,8 persen (YoY), dengan kontribusi 6,1 persen atau Rp33,71 triliun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us