FINANCE

Pemerintah Pangkas Target Penerbitan SBN Rp30 Triliiun pada 2022

Minat investor terhadap SBN masih positif.

Pemerintah Pangkas Target Penerbitan SBN Rp30 Triliiun pada 2022Dok. Shutterstock/Ktasimar
06 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah mengurangi target penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN (Neto) dalam APBN Perubahan 2022 dari Rp991 triliun menjadi Rp961 triliun dari sebelumnya Rp991 triliun. Keputusan itu ditetapkan melalui Perpres nomor 98 Tahun 2022 tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengatakan, kondisi pasar domestik masih dibayangi kehati-hatian mengantisipasi tingginya tingkat inflasi global dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat.

Selain itu, kebijakan bank sentral lebih lanjut dalam mengendalikan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi juga masih menjadi fokus utama investor dalam menempatkan dananya di instrumen obligasi negara. 

Meski demikian, minat investor terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) terlihat masih positif, salah satunya tercermin dari tingginya dana yang terkumpul dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) kemarin (5/7).

Tujuh SUN tersebut yakni, seri SPN03221005 (new issuance), SPN12230330 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia. 

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mencatat total penawaran yang masuk mencapai Rp25,98 triliun. Sementara total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp13,8 triliun.

"Respons positif investor tercermin dari bids yang masuk pada lelang hari ini sebesar Rp25,98 triliun yang secara bid to cover ratio meningkat menjadi 1,88 kali dibanding sebelumnya 1,86 kali," ujar Deni dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (7/6).

SUN tenor 5 dan 10 tahun jadi incaran

Deni menuturkan, seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang hari ini, yang mencapai 73,73 persen dari total incoming bids dan 66,67 persen dari total awarded bids

Kemudian, incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp13,66 triliun atau 52,57 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp5,5 triliun atau 39,86 persen dari total awarded bids.

Selain itu, partisipasi investor asing mayoritas juga pada tenor 5 dan 10 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp3,57 triliun atau 13,74 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp1,69 triliun atau 47,31 persen dari total incoming bids investor asing.

Secara umum, level WAY yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini mengikuti kondisi pasar saat ini yang masih cenderung dinamis karena terpengaruh kondisi global. Untuk FR0091 (SUN benchmark tenor 10 tahun) WAY yang dimenangkan lebih rendah 21 bps dibanding lelang sebelumnya.

"Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp13,8 triliun. Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2022," ujarnya.

Related Topics