FINANCE

Platform Pluang Sebut Generasi Z Adaptif Terhadap Gejolak Ekonomi

Warga RI cenderung mudah terjebak investasi bodong.

Platform Pluang Sebut Generasi Z Adaptif Terhadap Gejolak EkonomiIlustrasi Pluang/Shuterstock mouby studio

by Luky Maulana Firmansyah

29 December 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Gen-Z dianggap memiliki cara pandang tersendiri mengenai masalah keuangan terlebih di tengah merebaknya sentimen muram akan perekonomian. Karena itu, investasi dan diskusi menjadi penting bagi generasi muda ini untuk membantunya menyiapkan masa depan lebih baik.

Pernyataan itu dilontarkan co-founder Pluang, Claudia Kolonas, dalam sebuah acara dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang juga mengatakan bahwa generasi muda secara historis bersinggungan dengan beberapa krisis ekonomi. Hal itu bakal berdampak terhadap pola pikir keuangan mereka.

Menurutnya, milenial dan Gen-Z merupakan generasi muda yang telah mengalami tiga gelombang krisis ekonomi: krisis moneter Asia 1997-98, krisis global subprime mortgage, dan krisis ekonomi akibat Covid-19.

“Di masa pandemi ini, para generasi Z sedang melewati masa-masa lulus kuliah, perdana masuk dunia kerja dan meniti karier. Tumbuh dengan kondisi ketidakpastian terus menerus mempengaruhi bagaimana cara pandang mereka terhadap manajemen keuangan,” kata Claudia dalam keterangan pers.

Berdasarkan hasil studi mengenai platform investasi multi-aset pada 2022, keterwakilan pemuda dalam proporsi investor ritel mencapai hampir 75 persen dengan mayoritas usia 18–35. Di antara investor ritel muda ini, kelompok pelajar atau mahasiswa memiliki proporsi signifikan.

“Antusiasme ini penting untuk diapresiasi dan didorong ke arah yang jauh lebih produktif, sebab mereka menjadi generasi yang sedari dini sadar akan pentingnya investasi,” ujarnya.

Investor muda

ilustrasi investor yang mencari tahu apa itu saham gorenganilustrasi investor (unsplash.com/Sortter)

Guru Besar Hukum Bisnis UGM, Paripurna, mengatakan gen Z tampaknya seperti telah dipersiapkan untuk menghadapi ketidakpastian dalam berbagai hal. Karenanya, dia memberikan penekanan soal pentingnya pemikiran kritis di antara kaum muda.

“Membagi proporsi aset investasi dengan kritis berdasarkan kemungkinan risiko menjadi sebuah keniscayaan bagi generasi yang tumbuh di dunia yang serba tidak pasti ini,” katanya. 

Berdasarkan data dari Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), tendensi masyarakat Indonesia untuk terjebak investasi bodong termasuk penipuan dan fraud mencapai 22,5 persen. Angka tersebut empat kali lipat dari tingkat rata-rata secara global yang mencapai 4,4 persen.

“Kondisi literasi keuangan terkini Indonesia memiliki urgensi untuk ditingkatkan, sehingga relasi finansial anak muda, dari mulai spending, saving sampai investing bisa jauh lebih sehat,” ujar Head of Corporate Communications Pluang, Kartika Dewi

Dalam kesempatan tersebut, Dewi mengatakan Pluang dan UGM akan merancang program edukasi yang membantu kaum muda termasuk mahasiswa untuk mengidentifikasi skema risiko dan keuntungan aset investasi yang logis. Menurutnya, perusahaan berharap kolaborasi ini dapat mendorong kebiasaan investasi pada generasi muda sejak dini, serta membantu mereka menyiapkan diri meraih keamanan finansial pada masa mendatang.