erick Thohir Prediksi Dampak MotoGP Mandalika Rp4,8 T, Ekonom Ragu

Jakarta, FORTUNE - Indonesia kembali menjadi sorotan global berkat penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025 yang digelar pada 3–5 Oktober di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ajang balap motor paling bergengsi dunia ini bukan hanya menyajikan hiburan kelas internasional, tetapi juga dipandang sebagai motor penggerak utama dalam mengakselerasi sport tourism nasional.
“Kita tidak banyak punya event multiyears. MotoGP adalah salah satunya. Karena itu, kita harus bergerak cepat, memaksimalkan dampaknya, dan memastikan Indonesia semakin dikenal sebagai tuan rumah event olahraga kelas dunia," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, Selasa (30/9), usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan juara dunia MotoGP 2025, Marc Marquez, di Istana Merdeka, Jakarta.
Erick menyebut dampak ekonomi MotoGP di Mandalika mencapai Rp4,8 triliun, mencerminkan besarnya efek pengganda bagi olahraga maupun ekonomi. Erick menekankan, sport tourism kini menjadi fokus pemerintah karena berperan ganda: mendorong prestasi atlet sekaligus menggerakkan perekonomian.
Dari pantauan Fortune Indonesia, laman resmi MotoGP Mandalika 2025 mencatat seluruh kategori tiket sudah terjual habis. Mulai dari tiket reguler Rp400 ribu, Premium Grandstand hingga Rp1,75 juta, bahkan paket VIP senilai Rp15 juta pun ludes, menunjukkan antusias masyarakat yang sangat tinggi.
Namun, euforia dinilai belum menjadi pendorong ekonomi yang signifikan. Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menilai bahwa meskipun sport tourism tumbuh, daya beli masyarakat tetap tertekan akibat PHK dan lemahnya konsumsi.
"Tahun ini nampaknya akan serupa, di mana daya beli masyarakat belum sembuh. Artinya animo masyarakat menonton MotoGP bakal semakin berkurang. Daya beli menurun, kepercayaan masyarakat ke pemerintah rendah, yang pada akhirnya konsumsi jasa/barang milik pemerintah juga akan rendah, termasuk pagelaran MotoGP," kata Huda, Jumat (3/10).
Huda juga memandang efek berantai (multiplier effect) yang ditimbulkan ajang ini, mulai dari hotel hingga pariwisata, yang dinilainya tidak setinggi perhelatan perdana. Di samping itu, ada kemungkinan promosi penjualan tiket yang diarahkan kepada pegawai pemerintah, misalnya melalui skema diskon khusus bagi ASN.
Sementara itu Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolini, menuturkan tingkat hunian hotel di kawasan Mandalika masih di angka 95 persen. Meski begitu, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tren okupansi mengalami penurunan. Hal itu disebabkan berbagai faktor, salah satunya dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi, baik di tingkat global maupun domestik.
“Walaupun okupansi tidak setinggi tahun lalu, restoran tetap ramai karena harga terjangkau dan banyak didukung UMKM,” kata Wolini. Ia menegaskan bahwa meski ada tren menurun, MotoGP Mandalika tetap memberi kontribusi positif bagi ekonomi NTB.