Strategi Pre-sale Tiket Konser Dorong Kinerja Transaksi BCA

- BCA memanfaatkan kemitraan dengan penyelenggara konser untuk meningkatkan transaksi digital.
- Penjualan tiket pre-sale memberikan keunggulan akses dan tempat duduk strategis bagi penggemar.
- Kolaborasi ini berdampak positif terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, pendapatan fee, komisi, dan rekening nasabah BCA.
Jakarta, FORTUNE - Dalam setahun terakhir, strategi kemitraan dengan penyelenggara konser menjadi daya tarik tersendiri bagi perbankan besar.
Pasalnya, industri konser kembali menggeliat setelah lama mengalami efek pembatasan akibat pandemi COVID-19. Momentum kebangkitan ini dimanfaatkan oleh sejumlah bank untuk masuk ke ekosistem hiburan, salah satunya dengan menjadi mitra resmi dalam penjualan tiket konser.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi salah satu bank yang turut menjajal peluang ini, khususnya melalui skema penjualan tiket pre-sale. Lewat sistem ini, penggemar mendapatkan akses lebih awal untuk membeli tiket sebelum dibuka ke publik, dengan keunggulan berupa pilihan tempat duduk yang lebih strategis dan eksklusif.
BCA telah terlibat dalam beberapa konser dengan penampil seperti Coldplay, hingga NIKI.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, mengatakan keterlibatan BCA dalam sektor ekonomi kreatif seperti konser merupakan bentuk nyata dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kemitraan BCA dengan promotor konser dinilai sebagai bagian dari komitmen itu.
Karenanya, BCA tidak ragu melangkah ke urusan transaksi pembelian tiket. Hera mengatakan BCA memfasilitasi pembelian tiket konser melalui berbagai kanal transaksi, seperti kartu kredit, debit, uang elektronik, hingga QRIS yang tersedia pada aplikasi BCA mobile, myBCA, dan Sakuku.
"Melalui kolaborasi dengan mitra promotor strategis, BCA menghadirkan berbagai keuntungan bagi nasabah setia, seperti akses prioritas, promo eksklusif," kata Hera kepada Fortune Indonesia.
Ia mengatakan dukungan BCA terhadap penyelenggaraan konser berdampak positif terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), pendapatan fee dan komisi, serta rekening nasabah di BCA. Hal ini selaras dengan peningkatan frekuensi transaksi pada kanal BCA.
Sebagai konteks, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21 persen dalam setahun (YoY) mencapai 36 miliar kali pada 2024. Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar kali atau tumbuh 24 persen (YoY).
Jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, dan itu berarti tumbuh dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir.
“Tidak hanya itu. Kolaborasi ini juga diharapkan membawa dampak positif lainnya bagi BCA, terutama dalam hal edukasi, branding dan customer engagement,” ujar Hera.