FINANCE

BRI Klaim Telah Berkontribusi 43% terhadap Inklusi Keuangan 

Komitmen BRI untuk berkontribusi 60% inklusi keuangan.

BRI Klaim Telah Berkontribusi 43% terhadap Inklusi Keuangan ShutterStock/HariPrasetyo
06 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap inklusi keuangan. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, perusahaannya telah berkontribusi 43 persen dari inklusi keuangan nasional. 

“Merujuk pada jumlah nasabah, hingga saat ini BRI berkontribusi telah melakukan inklusi sebesar 43 persen,” kata Supari dalam, keterangan resmi di Jakarta (4/10). 

Komitmen untuk berkontribusi 60% inklusi keuangan

Supari juga menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk berkontribusi 60 persen terhadap inklusi keuangan nasional. Di mana, Pemerintah telah mentargetkan angka inklusi keuangan sekitar 90 persen pada 2024. 

Berdasarkan data BRI, hingga kuartal II 2021 jumlah nasabah BRI mencapai 89 juta. Angka tersebut sekitar 43 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun dari 205 juta penduduk menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di Februari 2021. 

“BRI sebagai mitra strategis pemerintah, memiliki peran khusus melakukan inklusi dan literasi keuangan kepada kalangan yang belum tersentuh akses perbankan seperti penerima manfaat program pemerintah,” ujar Supari.

Kredit UMKM Capai Rp730 triliun

BRI juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp730,9 triliun pada kuartal II 2021. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada kuartal II 2020 senilai Rp670 triliun di tengah pandemi COVID-19. 

Selain menyalurkan kredit, BRI juga turut meningkatkan efektivitas pemberdayaan UMKM. Hal ini dilakukan BRI dengan mengelompokkan UMKM penerima manfaat pemerintah berdasarkan level usaha, feasibility, dan kemampuan mengakses layanan perbankan. 

“Pengelompokan tersebut berguna untuk menentukan jenis pemberdayaan yang dapat bantuan peningkatan produksi atau pemenuhan iterasi, melalui literasi dasar, bisnis, hingga digital,” imbuh Supari. 

Related Topics