FINANCE

IFG Ungkap Berbagai Tantangan yang Masih Dihadapi Industri Asuransi

Penerapan IFRS-17 masih menjadi tantangan industri.

IFG Ungkap Berbagai Tantangan yang Masih Dihadapi Industri AsuransiIlustrasi Asuransi/Dok. unsplash.com/@vladdeep
14 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE – Holding BUMN asuransi, penjaminan, dan investasi, Indonesia Financial Group (IFG), mengungkap sejumlah tantangan yang akan dihadapi industri asuransi pada tahun-tahun mendatang.

Sekretaris Perusahaan IFG, Oktarina Dwidya Sistha, mengatakan salah satu tantangan yang tidak mudah ialah melakukan transformasi bisnis pada era transformasi digital dan penerapan laporan keuangan berstandar internasional. Selain itu, peningkatan literasi dan inklusi perasuransian juga masih perlu ditingkatkan agar sebanding dengan industri perbankan.

“Regulatory framework & minimum capital industri asuransi yang belum sematang perbankan, reputasi asuransi masih kurang baik akibat preseden buruk sebelumnya, serta perlu diperkuatnya implementasi best practice di industri asuransi dan dana pensiun,” kata Oktarina saat ditemui di Graha CIMB Niaga Jakarta, Rabu (13/9).

Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama seluruh stakeholder dan pelaku dalam industri keuangan untuk bersama-sama memperkuat sektor asuransi dan dana pensiun sebagai salah satu instrumen keuangan yang memberikan proteksi dan rasa aman bagi masyarakat.

Penerapan IFRS-17 masih jadi tantangan industri

IFG Group kembali menggelar IFG International Conference 2023/Dok IFG

Di sisi lain, industri keuangan non-bank (IKNB), khususnya pada industri asuransi dan dana pensiun, memiliki peran yang krusial dalam pengembangan dan penguatan sektor keuangan Indonesia, dengan berbagai tantangan yang akan dihadapi ke depannya.

Salah satu tantangan industri asuransi adalah implementasi IFRS-17 atau PSAK 74 yang akan berlaku pada Januari 2025.

Senior Executive Vice President IFG Progress, Reza Y Siregar, mengatakan IFRS-17 memperkenalkan pendekatan akuntansi kontrak asuransi yang lebih terperinci dan konsisten, yang melibatkan penilaian risiko, estimasi arus kas masa depan, dan pemisahan kontrak ke dalam komponen keuangan.

“Tujuan implementasi IFRS 17 di antaranya untuk meningkatkan transparansi, konsistensi, dan pemahaman atas informasi keuangan yang disajikan perusahaan,” kata Reza.

Hal penting lainnya adalah implementasi prinsip liability-driven investment (LDI), yang mendorong perusahaan asuransi dan dana pensiun memilih strategi investasi yang tepat untuk memenuhi kewajiban jangka panjang dan menjamin keberlanjutan manfaat bagi nasabah.

Untuk membahas isu mendalan terkait tantangan tersebut, IFG Group kembali menggelar IFG International Conference 2023 di Indonesia. Konferensi tersebut akan berlangsung selama dua hari pada 19–20 September di Hotel Shangri La, Jakarta, dengan tema “Shaping the Foundations for Sustainable & Resilient Insurance and Pension Fund.”

Related Topics