FINANCE

Lakukan Stress Test, BI Sebut Ketahanan Bank Masih Solid

Kredit bank tumbuh kuat di 10,66%.

Lakukan Stress Test, BI Sebut Ketahanan Bank Masih SolidIlustrasi Bank/ Shutterstock.Kevin George
22 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perekonomian dalam negeri masih diliputi oleh ketidakpastian global dan domestik. Meski demikian, stabilitas perbankan nasional dinilai masih tetap kuat dan solid menghadapi tantangan tersebut. 

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG-BI), Kamis (21/7). Dia menyatakan bahwa dalam stress test ketahanan bank, likuiditas bank masih sangat kuat. 

"Dari berbagai stress test, kondisi perbankan secara keseluruhan masih solid, CAR masih tinggi, NPL masih rendah, likuiditas juga masih tinggi. Dan tentu saja dengan pertumbuhan ekonomi meski melambat pertumbuhan kredit masih bagus," kata Perry melalui konferensi video di Jakarta (21/7). 

Stress test sendiri merupakan uji ketahanan bank dengan mengukur modal dan kecukupan likuiditas bank dalam menghadapi perubahan dan guncangan pada kondisi ekonomi secara makro. 

Level CAR perbankan 24,6%

BI mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) perbankan hingga Mei 2022 tetap tinggi pada level 24,6 persen.

Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL) tetap terjaga, yakni 3,04 persen (bruto) dan 0,85 persen (neto).  Pada Juni 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank juga mampu tumbuh sebesar 9,13 persen (yoy).

Kredit bank tumbuh 10,66%

Sementara itu, intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan yang kuat dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,66 persen (yoy). 

"Intermediasi yang membaik terutama pada kredit produktif, yaitu Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, serta pada sebagian besar sektor ekonomi," jelas Perry. 

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di sektor industri, perdagangan dan pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit. 

Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut seperti tecermin pada perbaikan penjualan terutama di sektor perdagangan dan industri. Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 17,37 persen  (yoy) pada Juni 2022.

Related Topics