FINANCE

Perbankan Siapkan Kuda-kuda Hadapi Gejolak Ekonomi Global 2023

Bank lebih selektif salurkan kredit dan jaga likuiditas.

Perbankan Siapkan Kuda-kuda Hadapi Gejolak Ekonomi Global 2023Kawasan SCBD Senayan/Shutterstock N Rudianto
13 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengingatkan kepada seluruh pihak untuk hati-hati dan waspada dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global pada 2023. Jokowi bahkan mengatakan, badai ekonomi global sudah mulai terjadi dan mengganggu 28 negara di dunia hingga meminta bantuan ke lembaga Dana Moneter Internasional (IMF).

“Saya juga mendapatkan telepon dari [Washington] DC, dari Bu Menkeu [Sri Mulyani] bahwa saat ini sudah ada 28 negara yang antre masuk menjadi pasiennya IMF. Artinya, badai itu sudah datang," kata Jokowi saat memberi pengantar saat sidang kabinet paripurna, Selasa (11/10), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (13/10).

Apalagi, (IMF) telah memangkas proyeksi atau outlook pertumbuhan ekonomi global pada 2023 menjadi 2,7 persen dari sebelumnya yang diprediksi 2,9 persen. Menanggapi kondisi tersebut, sejumlah bank nasional telah memasang strategi kuda-kuda untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global.

Bank akan selektif salurkan kredit

Menara BNI Pejompongan Jakarta
Menara BNI Pejompongan/ Dokumen BNI

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Royke Tumilaar, menyatakan perbankan nasional telah mewaspadai adanya gejolak ekonomi khususnya pada 2023. Oleh sebab itu, pihaknya memasang strategi untuk tetap menjaga pertumbuhan bisnis.

“Bahwa situasi ekonomi dunia tahun 2023 penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas akan sangat tinggi. Perbankan pasti akan menurunkan target (bisnisnya),” kata Royke saat dihubungi oleh Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (13/10).

Selain itu, salah satu strategi yang diterapkan bank dalam mengantisipasi gejolak global ialah dengan lebih selektif menyalurkan kredit. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga kualitas kredit. "Bank akan sangat selektif untuk ekspansi, baik bisnis dan kredit," ujar Royke.

Sebelumnya, BNI mencatat penyaluran kredit tumbuh 8,9 persen (yoy) menjadi Rp620 triliun pada semester I-2022. Kondisi tersebut diiringi dengan stabilnya Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di level 3,2 persen.

Bank terus jaga likuditas dan pertumbuhan bisnis

Menara BCA/ Dok BCA

Related Topics