FINANCE

Strategi BPD Hadapi Ketidakpastian Ekonomi 2023

Bank BJB, Bank DKI hingga Bank Jatim siapkan strategi.

Strategi BPD Hadapi Ketidakpastian Ekonomi 2023Ilustrasi Kredit/Bing.com
01 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Potensi gejolak ekonomi global hingga tren kenaikan suku bunga acuan masih membayangi industri keuangan dalam negeri.

Seperti diketahui bersama, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 5,25 persen pada periode November 2022. Langkah bank sentral terbilang agresif setelah sebelumnya menaikan bunga acuan di periode bulan Agustus, September dan Oktober 2022

Untuk itu, sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengaku telah memasang strategi untuk bertahan menjaga likuiditras dan menghadapi ketidakpastian ekonomi. Sejumlah BPD tersebut ialah  Bank DKI, Bank Jatim hingga Bank BJB. Ketiga bank ini tercatat memiliki modal inti besar di kelas BPD.

Bank DKI siap sesuaikan suku buga simpanan

Ilustrasi Bank DKI/Shutterstock Farzand01

Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi mengungkapkan, Bank DKI akan melakukan kajian potensi penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal. Pertimbangan tersebut termasuk melihat kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana atau cost of fund.

“Suku bunga dasar kredit (SBDK) Bank DKI akan mengikuti kondisi pasar dengan  memperhatikan tingkat suku bunga acuan, kondisi likuiditas dan tingkat kompetisi dengan bank lain. Selama tahun 2022 SBDK Bank DKI cukup kompetitif jika dibandingkan dengan peers,” kata Babay kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (1/12).

Dirinya mengatakan, pada prinsipnya, sebagai BPD, Bank DKI berperan sebagai fasilitator pertumbuhan ekonomi rakyat melalui BUMD. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk mendukung ekonomi daerah.

Babay menambahkan, industri BPD di Indonesia diyakini bisa tetap survive kedepannya. Namun demikian, BPD harus menyiapkan berbagai strategi, salah satunya dengan melakukan perubahan dan transformasi diberbagai aspek.

“Sinergi dan inovasi merupakan kunci bagi bank untuk dapat bertahan ditengah berbagai tantangan yang dihadapi, tanpa mengesampingkan ciri khas BPD yang memiliki peran dalam membantu membangun perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah,” kata Babay.

Bank DKI terus membukukan kinerja positif dengan ekspansi yang solid pada kuartal ketiga tahun 2022, seiring dengan fokus pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Salah satu indikator kinerja keuangan ialah dengan mencatatkan pertumbuhan laba yang baik dan diiringi dengan perbaikan kualitas aset yang dimiliki.

Laba bersih Bank DKI mencatatkan pertumbuhan sebesar 28,83 persen secara year on year (YoY), dari semula sebesar Rp564 miliar pada September 2021, menjadi sebesar Rp726 miliar pada September 2022.

Bank BJB siap jaga likuiditas

Jajaran Direksi Bank BJB

Related Topics