Utang Paylater Warga di Bank Tembus Rp25,72 triliun, NPL jadi Sorotan

- Utang paylater warga di bank tembus Rp25,72 triliun pada Oktober 2025, naik 21,03% secara tahunan
- NPL gross produk paylater bank mencapai 2,50%, lebih tinggi dari NPL kredit bank secara keseluruhan yang hanya 2,25%
- Livin’ Paylater menawarkan limit hingga Rp20 juta tanpa biaya admin bulanan serta program cicilan tanpa bunga, dengan jumlah pengguna mencapai 250 ribu nasabah
Jakarta, FORTUNE – Utang Buy Now Pay Later (BNPL) atau skema paylater warga di perbankan mencapai Rp25,72 triliun pada Oktober 2025 atau naik 21,03 persen secara tahunan (YoY). Porsi nilai tersebut setara dengan 0,31 persen dari total kredit perbankan nasional yang mencapai Rp 8.220,21 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menyatakan, nilai pinjaman tersebut berasal dari total jumlah rekening yang mencapai 30,99 juta pada Oktober 2025. “Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan posisi September 2025 yang hanya 30,31 juta rekening,” kata Dian saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, (11/12).
Kredit macet paylater lebih tinggi dari NPL kredit bank

Namun demikian, data yang menjadi sorotan adalah rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) gross paylater. Data dari laporan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), NPL gross produk paylater bank mencapai 2,50 persen. Rasio kredit macet ini lebih tinggi dibandingkan dengan NPL kredit bank secara keseluruhan yang hanya 2,25 persen.
Dalam kesempatan berbeda, Vice President Digital Retail Banking Bank Mandiri, Harry Sofri Putranda juga menyatakan bahwa kredit macet produk paylater masih menjadi perhatian industri hingga Bank Mandiri. Apalagi masih banyak pengguna paylater untuk keperluan konsumtif khususnya generasi muda.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan evaluasi bertahap dan menyeluruh terhadap layanan Livin’ Paylater untuk meningkatkan kinerja dan layanan yang optimal ke depan. “Kita dalam hal Bank Mandiri harus hati-hati. Kita sangat prudent, terutama kita bank yang memang memperhatikan risiko kredit,” kata Harry dalam Media Gathering Bank Mandiri, di Bandung (8/12).
Harry menambahkan, sejak pertama kali diperkenalkan pada Desember 2023, saat ini jumlah pengguna dari Livin’ Paylater mencapai 250 ribu nasabah. Sebagaimana diketahui, Livin’ Paylater menawarkan limit hingga Rp20 juta tanpa biaya admin bulanan serta program cicilan tanpa bunga, menjadikannya salah satu produk BNPL yang kompetitif di perbankan.
Perbankan lain yang juga menawarkan produk paylater ialah Bank Central Asia (BCA) dengan jumlah pengguna mencapai 182 ribu nasabah hingga Juli 2025. Bahkan, bank swasta terbesar ini telah menyalurkan kredit paylater senilai Rp 346 miliar atau naik sekitar 25 persen secara tahunan.















