LUXURY

TA’AKTANA, Resor Mewah Dengan Nilai Ekonomi Sirkular di Labuan Bajo

Menggabungkan konsep kemewahan dan penghormatan tradisi.

TA’AKTANA, Resor Mewah Dengan Nilai Ekonomi Sirkular di Labuan BajoTA’AKTANA, a Luxury Collection Resort & Spa. (marriott.com)
12 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Jaringan akomodasi mewah Marriot International lewat jenama The Luxury Collection, memperkenalkan resor mewah pertamanya di Labuan Bajo yang bertajuk TA’AKTANA, a Luxury Collection Resort & Spa. Bukan hanya resor mewah di lokasi istimewa, mereka juga membawa nilai Ekonomi Sirkular sebagai bagian dari keberlanjutan bisnisnya.

General Manager TA’AKTANA, Sabreena Jacob, mengatakan bahwa salah satu contoh ekonomi sirkular yang diterapkan adalah komitmen untuk tidak mengimpor makanan yang disediakan oleh hotel, melainkan memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Kami ingin mendapatkan ikan dari masyarakat, kami ingin memanfaatkan bahan makanan yang diproduksi warga lokal di sekitar, maupun masyarakat Indonesia di daerah lainnya,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Jumat (12/1).

Dengan mendapatkan kopi lokal yang berkualitas dari para petani kopi lokal, ini memberikan mereka kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya. "TA’AKTANA ingin menjadi sebuah showcase dari berbagai hal yang berkaitan dengan budaya dan kearifan lokal Indonesia, khususnya masyarakat Labuan Bajo. “Sayuran, bahan makanan, livestock, kami ingin meminimalisir impor,” ujarnya.

Bahkan, artwork yang digunakan sebagai penghias ruang-ruang hotel didapatkan dari para seniman Indonesia, yakni masyarakat Dayak di Kalimantan. “Mereka mendapatkan keuntungan dan kami juga untung dari apa yang mereka kerjakan,” kata Sabreena.

Menurutnya, resor ini telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk meminimalkan jejak lingkungannya dengan mengurangi penggunaan botol plastik, dimulai dengan penggunaan air mineral botol kaca. 

TA’AKTANA juga memiliki bottling plant milik mereka sendiri. Begitu juga dengan kain batik bekas dari seragam staf yang mereka reproduksi sebagai cenderamata bagi para tamu. Integrasi teknologi untuk efisiensi energi secara lebih lanjut juga memperkuat komitmen resor untuk melestarikan keindahan alam di lingkungannya.

Secara keseluruhan, menurut Sabreena, TA’AKTANA mengusung etika dan tanggung jawab sosial, dengan berkontribusi aktif pada kesejahteraan masyarakat setempat. “Kami tidak hanya memastikan pengalaman mewah dan berkesan bagi tamu, tetapi juga aktif dalam pelestarian warisan kaya Labuan Bajo dan lingkungan alamnya, juga keberlanjutan bisnis kecil lokal di seluruh Indonesia,” katanya.

Tanah hijau yang subur

General Manager TA’AKTANA, Sabreena Jacob.
General Manager TA’AKTANA, Sabreena Jacob. (dok. TA'AKTANA)

Sabreena menjelaskan, nama TA’AKTANA memiliki arti tanah hijau yang subur dan membawa keberkahan untuk sekitarnya. Ia mengorelasikan nama ini dengan ladang pertanian yang ada di Flores–Lingko–yang berbentuk jarring laba-laba, menggambarkan upaya TA’AKTANA untuk selalu terhubung dengan segala tradisi dan kebudayaan lokal di Labuan Bajo serta Indonesia secara umum.

Untuk menghormati tradisi masyarakat Labuan Bajo yang pada masa lalu menggunakan penerangan berupa lentera atau lilin, TA’AKTANA juga menyediakan lentera di setiap kamar bagi tamu untuk digunakan saat berjalan-jalan di sekitar properti. “Sentuhan ini menciptakan pengalaman unik dan mendalam, menghubungkan tamu dengan warisan budaya yang kaya di wilayah ini,” ujar Sabreena.

Menurutnya, resor yang akan dibuka pada akhir Maret 2024 ini, dirancang untuk menawarkan kenyamanan tak tertandingi, dengan setiap suite, landed villa (villa di daratan), dan sea villa (villa di atas laut) yang dilengkapi dengan fasilitas canggih dan fasilitas ultra-mewah.

Para tamu dapat menikmati santapan kelas dunia, memanjakan diri di spa, dan menikmati pemandangan laut yang memukau dari titik pandang eksklusif resor.

Related Topics