LUXURY

'Ramadan Night' di Jeddah Tampilkan Seni Tabuh untuk Bangunkan Sahur

Festival Layali Ramadan menarik lebih dari 8 ribu pengunjung

'Ramadan Night' di Jeddah Tampilkan Seni Tabuh untuk Bangunkan SahurTradisi Al-Musaharati yang dilakukan untuk membangunkan orang-orang sahur selama Ramadan di Arab Saudi/Dok. AFP
11 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jeddah, FORTUNE - Festival Layali Ramadan atau Ramadan Night menjadi acara Ramadan pertama yang diselenggarakan di masa pandemi di tengah menurunnya kasus Covid-19 di Jeddah. Sejak dibuka pada hari pertama Ramadan, festival ini telah menarik lebih dari 8.000 pengunjung.

Dilansir dari Arab News, Senin (11/4) Festival Layali Ramadan berlokasi di Museum Abdul Raouf Khalil di Al-Tayebat International City of Science and Knowledge, salah satu tujuan ikonik Jeddah. Museum ini merupakan salah satu museum terbesar di Timur Tengah yang menampung banyak artefak bersejarah dan budaya.

"Museum Abdul Raouf Khalil dipilih untuk menampilkan wajah Jeddah lama," kata produser TV dan penyelenggara acara Abdulrahman Al-Rifai kepada Arab News.

Al-Rifai menambahkan, bahwa museum tersebut memiliki 365 ruangan yang menghadirkan semua sejarah Islam, Arab, Eropa, dan Yunani, serta negara Saudi pertama, kedua, dan ketiga. Ada pula 15 paviliun dan lima jalur jalan Jeddah, termasuk Bab Makkah, Haret Al-Sham, Haret Al-Yaman.

"Museum ini sangat besar, dibutuhkan lima hingga enam hari untuk melihatnya secara keseluruhan," ujarnya.

Pertunjukan tradisional untuk membangunkan orang sahur

Festival Layali Ramadan berlokasi di Museum Abdul Raouf Khalil di Al-Tayebat International City of Science and Knowledge

Festival Layali Ramadan menampilkan pertunjukan tradisional Al-Musaharati, penyanyi folklor Al-Jissees Hijazi, Kariman Al-Ghamdi yang menghadirkan adat pernikahan Hijazi, serta setiap Kamis dan Jumat terdapat acara malam bertema henna.

Berangkat dari kearifan lokal, Al-Musaharati merupakan tradisi membangunkan orang untuk sahur yang dilakukan oleh seorang tokoh masyarakat yang di sekitar jalanan dengan memukul drum dan melantunkan puisi.

Seorang yang terpilih itu akan rajin menjalankan tugasnya sampai hari terakhir Ramadan. Tokoh Al-Musyarati dipilih oleh masyarakat di setiap distrik. Tradisi Al-Musyarati disebut semakin langka di Jeddah. 

Anggota dari Social Development Bank, penyokong dana kepada individu, keluarga, dan Tarahom--sebuah organisasi amal yang mendukung tahanan dan keluarga mereka--juga mendirikan kios di festival tersebut. 

Ismail Hamada, pemilik Hamada Bakery mengatakan festival ini menjadi titik balik setelah dampak pandemi berkepanjangan.  "Sangat bagus, setelah dampak pandemi, museum ini menyelenggarakan festival."

Senada, Fayza Al-Madhoon, pemilik Fayza Fruits, mengatakan suasana museum ini unik dan pas sebagai lokasi festival. "Festival ini luar biasa; museum bagi saya menyimpan kenangan yang sangat indah sejak kecil," katanya. 

Related Topics