Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

“Avatar: Fire and Ash” Tancap Gas di Box Office, Raih US$345 Juta

Avatar: Fire and Ash (dok. 20th Century Studios)
Avatar: Fire and Ash (dok. 20th Century Studios)

Jakarta, FORTUNE - Film terbaru James Cameron, “Avatar: Fire and Ash”, langsung mencetak gebrakan di box office global. Melansir ABC News, pada akhir pekan pembukaannya, film ketiga dari waralaba fiksi ilmiah “Avatar” ini meraih pendapatan US$345 juta secara global, menjadikannya debut global terbesar kedua sepanjang 2025, menurut estimasi studio yang dirilis Minggu (21/12).

Dari total tersebut, US$88 juta berasal dari pasar domestik Amerika Serikat, sementara US$257 juta dikumpulkan dari pasar internasional. Capaian ini menempatkan “Fire and Ash” hanya berada di bawah “Zootopia 2”, yang sebelumnya membukukan pembukaan global tertinggi tahun ini dengan US$497,2 juta dalam tiga hari.

Enam belas tahun sejak film “Avatar” pertama dirilis pada 2009, dunia Pandora kembali membuktikan diri sebagai ladang emas box office. Selain faktor kekuatan merek, performa film ini juga diperkirakan akan terus terdongkrak oleh musim liburan akhir tahun, periode yang secara historis menjadi masa paling menguntungkan bagi industri bioskop.

Meski meraih pembukaan impresif, gaung “Fire and Ash” terbilang lebih tenang dibanding pendahulunya. “Avatar: The Way of Water”, yang dirilis pada 2022, mencatat pembukaan global US$435 juta dan US$134 juta di Amerika Utara. Secara domestik, “Fire and Ash” tercatat turun sekitar 35 persen dibanding film sebelumnya. Respons kritikus juga lebih beragam, dengan skor 68 persen “fresh” di Rotten Tomatoes, menjadi yang terendah dalam sejarah waralaba “Avatar”.

Namun, perbandingan tersebut lahir dari standar yang sangat tinggi. Dua film pertama “Avatar” masuk dalam jajaran tiga film terlaris sepanjang masa. Alih-alih mengandalkan ledakan awal, film-film “Avatar” dikenal kuat dalam daya tahan jangka panjang. Film pertama “Avatar” (2009) misalnya, hanya dibuka dengan US$77 juta di pasar domestik, tetapi bertahan di puncak box office selama tujuh pekan dan akhirnya meraup US$2,92 miliar secara global. “The Way of Water” pun menutup penayangan dengan total US$2,3 miliar.

“Pembukaan bukanlah inti dari film-film ‘Avatar’,” kata David A. Gross, konsultan film dan penerbit buletin box office, mengutip Reuters.

“Yang membuatnya menjadi film nomor dua dan tiga terlaris sepanjang masa adalah performanya setelah pembukaan," katanya, menambahkan.

Untuk mengikuti jejak tersebut, “Fire and Ash” harus mampu mempertahankan minat penonton selama berminggu-minggu. Sejauh ini, sinyalnya cukup positif. Film ini memperoleh nilai A dari penonton dalam survei CinemaScore, menandakan respons dari mulut ke mulut yang solid.

Taruhannya pun besar. Dalam sejumlah wawancara, Cameron menegaskan bahwa performa “Fire and Ash” akan menentukan masa depan saga “Avatar”. Meski film keempat dan kelima telah ditulis, keduanya belum mendapat lampu hijau dari studio. Dengan anggaran produksi setidaknya US$400 juta, “Fire and Ash” termasuk salah satu film termahal yang pernah dibuat.

“James Cameron tidak dikenal sebagai pembuat film berbiaya rendah,” ujar Paul Dergarabedian, analis media senior Comscore.

Menurutnya, menciptakan dunia Pandora tidak bisa dilakukan dengan murah. Film 3D epik berdurasi lebih dari tiga jam membutuhkan investasi besar yakni uang, waktu, dan sumber daya, dan berharap penonton mau kembali ikut dalam perjalanan itu.

Pendapatan film ini juga sangat ditopang oleh format premium, yang menyumbang 66 persen dari total pemasukan akhir pekan pembukaan. Sebanyak 56 persen penonton memilih menonton dalam format 3D. Seperti film-film “Avatar” sebelumnya, pasar internasional kembali menjadi penopang utama, dengan Cina mencatat pembukaan US$57,6 juta, melampaui dua film pendahulunya di negara tersebut.

Akhir pekan ini, “Fire and Ash” tidak melenggang sendirian. Sejumlah film baru turut meramaikan bioskop sebagai penyeimbang. “David” dari Angel Studios meraih US$22 juta dari 3.118 bioskop, menjadi pembukaan akhir pekan terbaik sepanjang sejarah studio tersebut. “The Housemaid”, film thriller psikologis produksi Lionsgate yang dibintangi Sydney Sweeney dan Amanda Seyfried, dibuka dengan US$19 juta. Sementara itu, “The SpongeBob Movie: Search for SquarePants” mengumpulkan US$16 juta, menjadi film layar lebar “SpongeBob” pertama sejak 2015.

Memasuki libur Natal, persaingan box office diperkirakan semakin ketat dengan kehadiran judul-judul baru seperti “Marty Supreme” produksi A24 yang dibintangi Timothée Chalamet, “Song Sung Blue” dari Focus Features, serta “Anaconda” dari Sony. Namun untuk saat ini, Pandora kembali membuktikan dominasinya, dan James Cameron sekali lagi berada di jalur untuk menorehkan sejarah box office berikutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Luxury

See More

“Avatar: Fire and Ash” Tancap Gas di Box Office, Raih US$345 Juta

22 Des 2025, 18:19 WIBLuxury