Miliarder Xavier Niel Beli Properti Bersejarah, Nilainya Capai Rp747 M

Jakarta, FORTUNE - Miliarder Prancis, Xavier Niel, kembali membuat gebrakan dengan mengakuisisi sebuah bangunan berusia 250 tahun di Louveciennes, dekat Versailles. Transaksi ini menambah panjang daftar koleksi real estat mewah yang ia miliki. Tokoh di industri telekomunikasi Eropa tersebut kembali menarik perhatian dunia properti setelah membeli salah satu bangunan peninggalan bersejarah paling prestisius di kawasan Versailles, Prancis.
Miliarder Prancis Xavier Niel kembali memperluas portofolio real estat prestisiusnya dengan membeli Pavillon de Musique du Barry, sebuah bangunan neoklasik berusia lebih dari 250 tahun di Louveciennes, dekat Versailles. Pembelian ini menegaskan posisinya sebagai salah satu kolektor properti bersejarah paling aktif di Prancis. Dilansir dari Bloomberg, Niel mengakuisisi properti tersebut seharga €38,7 juta atau US$44,8 juta, kisaran Rp747 miliar.
Pavillon de Musique du Barry dibangun sekitar tahun 1770 sebagai tempat resepsi bagi Jeanne Bécu, Comtesse du Barry, selir resmi terakhir Raja Louis XV. Terletak di samping kediaman utamanya, bangunan ini digunakan untuk konser privat dan jamuan eksklusif hingga pecahnya Revolusi Prancis, ketika sang Comtesse dieksekusi dengan guillotine.
Bangunan tersebut telah berada di pasar properti selama enam tahun dengan harga penawaran mencapai €44 juta, sebelum akhirnya berpindah tangan ke Niel pada Juli tahun ini.
Dilansir dari The Real Deal, Niel yang merupakan pendiri grup telekomunikasi Iliad, semakin dikenal sebagai pemburu properti kelas dunia. Pada 2022, ia membeli Hotel Lambert dari pangeran Qatar dengan harga lebih dari €200 juta, salah satu transaksi hunian pribadi terbesar dalam sejarah Prancis. Ia juga berinvestasi di berbagai bangunan bersejarah lainnya dan memiliki saham di raksasa properti komersial Unibail-Rodamco-Westfield SE.
Selain itu, Niel mendanai sejumlah proyek inovasi seperti inkubator startup Station F di Paris serta kampus untuk sekolah coding 42, menjadikan real estat sebagai pilar penting ketiga dalam kerajaan bisnisnya.
Jejak Pavillon de Musique du Barry
Didesain dengan inspirasi estetika Yunani kuno, paviliun ini memiliki aula berlapis marmer, patung-patung kepala, pilar berlapis emas, dan lima kamar megah di lantai pertama dengan pemandangan Menara Eiffel. Kompleks seluas empat hektare itu juga memiliki taman yang terawat rapi.
Riwayat kepemilikannya pun tak kalah bergengsi. Pavillon de Musique du Barry pernah dimiliki maestro parfum Francois Coty, pendiri produsen kasur mewah Treca Victor Moritz, hingga sebuah yayasan yang mengelola warisan desainer furnitur Julienne Dumeste.
Meski telah berusia lebih dari dua setengah abad, paviliun ini tetap menjadi lokasi acara kelas atas. Dalam beberapa tahun terakhir, tempat ini menjadi venue pernikahan mewah serta lokasi pengambilan gambar kampanye Christian Dior Couture.
Keterlibatan CEO Dior Delphine Arnault, putri taipan LVMH Bernard Arnault sekaligus pasangan Niel, turut mempertegas posisi paviliun tersebut di lingkaran mode dan jetset Prancis.
Belum jelas bagaimana Niel akan memanfaatkan Pavillon de Musique du Barry dalam jangka panjang. Namun, pembelian ini semakin menegaskan citranya sebagai kolektor agresif properti bernilai budaya tinggi yang tak ragu mengeluarkan dana besar demi melestarikan warisan arsitektur Prancis.


















