Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Moët & Chandon Rayakan Warisan Federer Lewat Legacy Case Eksklusif

federer_moet.jpg
Roger Federer, ambasador Moët & Chandon sejak 2012/Dok. Moët & Chandon

Jakarta, FORTUNE - Moët & Chandon menggandeng legenda tenis Roger Federer dan merek koper mewah Rimowa untuk meluncurkan Legacy Case, sebuah mahakarya eksklusif yang menggabungkan kisah hidup, keahlian, dan momen luar biasa dalam balutan desain elegan. Legacy Case ini juga menjadi bentuk merayakan warisan dan persahabatan.

Berbentuk koper aluminium edisi khusus hasil kolaborasi dengan Rimowa, Legacy Case menyimpan tujuh botol Champagne Grand Vintage Collection dari tahun 1998 hingga 2009, serta satu botol istimewa Collection Impériale Création No. 1. Dirancang sebagai simbol perjalanan waktu dan dedikasi, koper ini hadir bertepatan dengan perayaan 20 tahun Benoît Gouez menjabat sebagai cellar master Moët & Chandon.

Gouez menyebut dirinya sebagai "penjaga sekaligus pemandu" dalam tradisi dan narasi Champagne. Dalam Legacy Case, ia memilih untuk menyelaraskan kisahnya dengan Federer, sahabat lama rumah Champagne tersebut, melalui semangat berbagi yang menjadi nilai bersama. "Champagne diciptakan untuk jangka panjang. Terkadang, kami menciptakan sesuatu yang melampaui waktu hidup kami—itulah makna sejati dari warisan," ujar Gouez, melansir WWD (26/5).

Kolaborasi ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap Federer, yang sejak 2012 menjadi duta global Moët & Chandon. Selama 13 tahun terakhir, Gouez mengikuti dan merayakan pencapaian Federer, baik dari dekat maupun jauh. "Saya merasa terhormat bisa merangkai penghormatan ini untuk seorang sahabat dan legenda tenis," tuturnya.

Legacy Case bukan sekadar koleksi anggur langka. Koper ini merupakan desain khusus dari Rimowa Twelve Bottle Case, menggabungkan estetika khas kedua merek. Bagian dalamnya dirancang untuk menampung satu botol magnum dan tujuh botol Champagne, mencerminkan perpaduan antara ketelitian craftsmanship dan semangat selebrasi.

“Melihat momen-momen hidup dan karier saya disatukan melalui kolaborasi ini sangat berarti,” kata Federer.

Hanya tiga Legacy Case yang akan diproduksi di seluruh dunia, dan semuanya ditawarkan melalui LVMH Private Sales seharga 80.000 euro. Seluruh hasil penjualan akan disumbangkan untuk Roger Federer Foundation, memperkuat makna warisan yang sesungguhnya—berbagi untuk masa depan.

Tantangan di tengah tarif baru Donald Trump

Moet-Chandon-Legacy-Case-Rimowa-A.jpg
Legacy Case kolaborasi Moët & Chandon dan Rimowa/Dok. Moët & Chandon

Moët & Chandon menghadapi tekanan akibat situasi ekonomi global, mendorong LVMH merancang strategi pemulihan untuk divisi Moët Hennessy. Fokus diarahkan pada merek-merek utama seperti Moët & Chandon dan Hennessy. Langkah ini mencakup pemangkasan hampir 13 persen tenaga kerja guna merampingkan struktur bisnis, setelah pendapatan divisi terus turun dan laba operasi anjlok lebih dari sepertiga tahun lalu. Rencana ini dikonfirmasi oleh CEO divisi tersebut, Jean-Jacques Guiony.

Melansir Reuters (28/5), tantangan membenahi bisnis minuman semakin berat di tengah perang tarif yang dipimpin Amerika Serikat dan melemahnya minat konsumen di pasar kunci seperti AS dan Cina. Namun, bagi Alexandre Arnault—Wakil CEO Moët Hennessy sekaligus putra pemilik LVMH Bernard Arnault—ini bisa menjadi momentum untuk bersinar di antara saudara-saudaranya yang juga bersaing di konglomerasi besar tersebut.

"Struktur bisnis kami saat ini terlalu berat," kata Guiony, yang sebelumnya menjabat Chief Financial Officer LVMH selama dua dekade sebelum memimpin Moët Hennessy pada Februari lalu. Ia mengkritik strategi ekspansi lintas geografis yang dijalankan selama bertahun-tahun sebagai kesalahan.

Guiony menyatakan akan meninjau seluruh portofolio merek dan melakukan sejumlah perubahan. Fokus akan diarahkan pada label-label besar dan mapan seperti Hennessy dan Moët & Chandon. Saat ini, divisi tersebut mengelola sekitar 30 merek, mulai dari Veuve Clicquot yang ternama hingga label kurang dikenal seperti Volcan de mi Tierra (tequila) dan Eminente (rum).

“Kita harus memfokuskan sumber daya hanya pada merek-merek yang punya peluang nyata untuk sukses,” ujarnya.

Guiony menyebut struktur organisasi Moët Hennessy terlalu besar untuk skala bisnis saat ini, sehingga jumlah staf akan dipangkas dari 9.400 menjadi 8.200, sebagian besar lewat pensiun alami dan tidak mengisi posisi kosong. Langkah efisiensi ini sejalan dengan tren di industri, di mana Remy Cointreau dan Brown-Forman juga telah melakukan PHK, sementara Pernod Ricard mengalami perlambatan penjualan. Di tengah pasar yang lesu dan penurunan penjualan hampir 10 persen pada kuartal pertama, Guiony pesimistis akan pertumbuhan dalam waktu dekat, terlebih dengan ketidakpastian tarif baru dari Presiden AS Donald Trump yang bisa mencapai 20 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us