Jakarta, FORTUNE - Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Chantika selaku Professional Exhibition Organizer (PEO) kembali menghadirkan perhelatan Semarang Fashion Trend (SFT). Tahun ini, SFT mengusung tema “Java Heritage” yang mengangkat kekayaan budaya dan keanekaragaman wastra Jawa Tengah menjadi karya ready to wear craft fashion kontemporer berselera global
Ketua IFC Semarang Chapter sekaligus Ketua Pelaksana SFT 2023, Ina Priyono, mengatakan konsep besar SFT 2023 adalah sebagai muara perkembangan terkini industri busana siap pakai berbasis ‘’craft fashion’’ di Jawa Tengah yang meliputi segi kualitas, kuantitas, inovasi bisnis, teknologi, maupun tren terkini.
“Sebagai annual event, SFT diproyeksikan dapat melahirkan karya-karya terkini sesuai dengan tren global untuk memberikan inspirasi kepada pelaku industri mode Indonesia dan serta menjadi tolak ukur perkembangan fesyen di Jawa Tengah pada umumnya dan Semarang, khususnya,” ujar Ina dalam keterangannya, dikutip Selasa (15/8).
Semarang Fashion Trend 2023 digelar pada 9-12 Agustus 2023 di Fashion Runway Hall, BBPVP Semarang, Jalan Brigjen Sudiarto 118 Semarang. SFT 2023 menghadirkan 15 fashion show, conference dan talkshow, project runway competition, dan fashion exhibition.
IFC juga bersinergi dengan Balai Besar Pengembangan Vokasi Produktivitas (BBPVP) Kota Semarang yang memiliki jurusan vokasi bidang Fashion Technology & Business Management, Kementerian Tenaga Kerja dan Bank Indonesia.
Sebanyak 106 desainer desainer baik yang tergabung dalam asosiasi perancang maupun di luar asosiasi, jenama (brands) dan UKM se-Jawa Tenga mempresentasikan karya terbaiknya yang bisa menjadi referensi dan acuan busana sepanjang tahun 2024/2025.
Ada Ina Priyono, Deden Siswanto, Hannie Hananto, Maima x Roro Kenes, Ria Miranda, David Yan, Elkana Gunawan, Sudarna Suwarsa dan masih banyak lagi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto juga menghadirkan karya dari para desainer yang mengusung merek ‘’Banyumasanku’’. Selain itu, ada 40 model dari berbagai kota yang tampil dengan arahan dari Chicko Bachtiar dan Tory Mado, koreografer dari Jakarta, music director Harry Wong.