LUXURY

Pasokan Jam Tangan Mewah Ini Kian Seret, Kok Bisa?

Kabarnya, pasokan jam tangan Rolex semakin langka.

Pasokan Jam Tangan Mewah Ini Kian Seret, Kok Bisa?Ilustrasi jam tangan Rolex. (Shutterstock/Portal Satova)
07 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Para penggemar produk Rolex sepertinya bakal kesulitan membeli jam tangan premium tersebut dalam waktu dekat. Sebab jam tangan asal Swiss itu sedang langka.

Baru-baru ini, pembelian jam tangan Swiss melonjak lebih tinggi ketimbang saat puncak pandemi pada 2020. Mengacu pada data grup riset industri, FHS, penjualan jam tangan Swiss naik 7,6 persen pada Juli 2021 ketimbang 2019. Bahkan, pertumbuhan perdagangannya meroket 48,5 persen di Amerika Serikat (AS) dan melesat 75 persen di Tiongkok.

Ketika terjadi pertumbuhan penjualan jam tangan Swiss secara keseluruhan, jam tangan mewah Rolex malah terbilang langka. Situasi produsen jam tangan mewah itu cukup kompleks. Mengapa demikian?

1. Rolex Sempat Tutup Pabrik

Pada awal pandemi, tepatnya Maret 2020, Rolex sempat menutup seluruh pabriknya selama 10 hari. Sebab, saat itu kondisi pasar mereka di Hong Kong cukup terguncang akibat demonstrasi politik. Situasi diperparah ketika ekonomi Tiongkok melemah karena pandemi.

Akhirnya, penutupan pabrik berlangsung hingga enam minggu. Melansir Watch Pro, penutupan sementara itu setara dengan produksi selama tiga bulan--dan Rolex kehilangan momen tersebut.

Tentunya ada efek domino dari kebijakan itu, seperti penundaan peluncuran produk dari Maret ke September 2020. Penjual jam ritel Rolex juga terpaksa tutup pada kuartal II 2020.

Meski begitu, perusahaan itu tetap membuka pesanan. Bahkan, terjadi lonjakan penjualan ketika jam tangan Rolex kembali tersedia di pasaran.

2. Sudah Ada Masalah Pasokan Jauh Sebelum Pandemi

Menurut Paul Altieri, CEO Bob’s Watches, penjual jam tangan daring ritel, masalah kelangkaan pasokan Rolex sudah terjadi jauh-jauh hari—bahkan sebelum pabrik ditutup secara sementara.

“Pasokan telah sampai ke batas tertentu akibat Covid-19, di mana pabrik ditutup selama beberapa bulan—itu memperburuk masalah, tetapi itu (masalah pasokan) sudah ada sebelum pandemi,” ujar Altieri, dikutip Yahoo Finance.

Related Topics