BI Diproyeksi Turunkan Suku Bunga, IHSG Diprediksi Lanjut Hijau

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat lagi pada Rabu (22/10) di tengah penantian pasar akan keputusan Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga.
Phintraco Sekuritas mencatat, berdasarkan konsensus, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI adalah penurunan suku bunga BI sebesar 25 basis poin dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Dengan deposit facility rate diperkirakan menjadi 3,5 persen dari 3,75 persen, serta lending facility rate diperkirakan menjadi 5,25 persen dari 5,5 persen.
"Selain itu akan dirilis data pertumbuhan kredit bulan September yang diperkirakan sedikit melambat menjadi 7,5 persen dari 7,56 persen pada Agustus 2025," jelas Phintraco Sekuritas dalam risetnya.
Sementara itu, dari Inggris (22/10) akan dirilis data inflasi bulan September 2025 yang diperkirakan meningkat pada level 4 persen (YoY) dari 3,8 persen (YoY) pada Agustus 2025.
Secara teknikal, slope negative MACD berlanjut menyempit dan Stochastic RSI melanjutkan reversal-nya. IHSG dibuka membentuk gap di 8.117 dan ditutup di atas level MA5 dan MA20. Sehingga IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan penguatan dan menguji level tertinggi di 8.288.
Daftar saham pilihan mereka adalah TLKM, CTRA, PWON, ISAT, dan JSMR.
Lebih lanjut, di balik sentimen positif tersebut, CGS International Sekuritas Indonesia menyoroti koreksi dalam harga emas yang akan menjadi sentimen negatif IHSG hari ini. "IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 8.140/8.040 dan resisten 8.335/8.435," kata tim riset ritel CGS International Sekuritas.
Saham-saham pilihan mereka adalah CDIA, BMRI, BBRI, BBCA, SMRA, dan PWON.
IHSG ditutup menguat di level 8238.08 (+1,84 persen) pada perdagangan Selasa (21/10). Beberapa saham bluechips menjadi penopang penguatan indeks, yang antara lain dipicu oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan BI rate, meredanya kekhawatiran akan memanasnya kembali perang dagang AS-Tiongkok, serta ekspektasi membaiknya perekonomian pada kuartal-IV 2025. Rencana buyback saham oleh BBCA juga menjadi katalis positif.