MARKET

Dharma Satya Nusantara (DSNG) Kantongi Pendapatan Rp2,1 T di Kuartal I

Hal ini ditopang peningkatan produksi dan harga jual CPO.

Dharma Satya Nusantara (DSNG) Kantongi Pendapatan Rp2,1 T di Kuartal IPekerja di perkebunan kelapa sawit sedang memanen buah sawit, untuk diproses lebih lanjut dikirim ke pabrik kelapa sawit, Kalimantan Timur, 13 Maret 2019.
18 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Emiten perkebunan sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)  membukukan total penjualan sebesar Rp2,1 triliun, atau tumbuh 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Kinerja ini sejalan dengan peningkatan produksi dan tingginya rata-rata harga jual CPO perseroan.

Segmen minyak sawit masih memberikan kontribusi terbesar, sekitar 88 persen dari total penjualan konsolidasi, dengan penjualan minyak sawit pada kuartal I 2023 sebesar Rp1,8 triliun, naik 46 persen dibandingkan periode yang sama 2022.

Sementara itu, segmen produk kayu pada kuartal I 2023 kurang menggembirakan menyusul penurunan permintaan produk panel dan engineered flooring dari negara tujuan ekspor perseroan seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada, akibat penurunan daya beli masyarakat di sektor properti.

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, kenaikan volume penjualan CPO dan kenaikan harga jual rata-rata (ASP) CPO masih mendorong perbaikan kinerja keuangan DSNG selama kuartal I 2023.

“Pada kuartal I, produksi TBS DSNG dari kedua inti dan perkebunan plasma meningkat secara signifikan, dengan produktivitas tonase per hektar kembali ke tingkat sebelum El Nino pada tahun 2008 dua tahun sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan, dikutip Selasa (18/4). 

Realisasi produksi

Perusahaan juga mencatat kenaikan total produksi sebesar 28 persen di kuartal I 2023 menjadi 528 ribu ton. Sedangkan total produksi CPO, juga mengalami kenaikan 42 persen menjadi 152 ribu ton.

Ketatnya pasokan CPO dunia dan kenaikan harga minyak nabati dunia pada awal tahun 2023, menyusul ketidakpastian berakhirnya perang Rusia-Ukraina turut berkontribusi terhadap lonjakan average selling price (ASP) atau rata-rata harga jual CPO perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini.

Rata-rata harga jual CPO perseroan pada kuartal I 2023 tumbuh 13 persen menjadi Rp12 juta per ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,6 juta per ton, bahkan lebih tinggi dari rata-rata harga jual kuartal IV 2022 sebesar 11,4 juta per ton.

Kenaikan laba bersih

Di tengah pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi di kuartal pertama 2023, perseroan hanya membukukan laba sebesar Rp215 miliar atau tumbuh 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan yang moderat ini disebabkan oleh meningkatnya biaya pupuk yang signifikan dan pembelian TBS yang lebih tinggi dari pihak eksternal, meskipun marginnya biasanya lebih rendah dari margin dari pengolahan TBS inti.

“Selain itu, curah hujan yang lebih tinggi di awal tahun ini juga berdampak buruk pada tingkat ekstraksi minyak sawit menjadi lebih rendah dari tahun lalu, sehingga produksi CPO terhambat,” katanya.

Related Topics