MARKET

Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar

Masih bisa cetak laba berkat penghasilan lain-lain.

Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 MiliarDok. Istimewa
02 May 2024

Fortune Recap

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat penurunan laba sebesar Rp238,37 miliar pada triwulan pertama 2024, turun 85,66% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
  • Penjualan emas ANTM turun dari Rp7,67 triliun menjadi Rp7,01 triliun, sementara penjualan bijih nikel dan feronikel juga mengalami penurunan yang signifikan.
  • Beban usaha berhasil ditekan 20,94%, namun ANTM tetap mencatat rugi usaha sebesar Rp491,91 miliar atau berbalik dari laba pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan laba sebesar Rp238,37 miliar sepanjang triwulan pertama 2024, jauh dari capaian pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,66 triliun. 

Penurunan hingga 85,66 persen itu terutama disebabkan oleh anjloknya pendapatan dari Rp11,59 triliun menjadi Rp8,62 triliun atau sebesar 25,64 persen.

Perusahaan itu mengalami perlemahan dalam penjualan emas dari Rp7,67 triliun menjadi Rp7,01 triliun.

Pada komoditas lain, seperti bijih nikel, ANTM juga mengalami penurunan penjualan teramat mencolok pada level 82,1 persen dari Rp2,98 triliun menjadi Rp534,13 miliar. 

Penjualan feronikel pun anjlok dengan penyusutan kinerja sebesar 98,5 persen dari Rp1,20 triliun menjadi Rp18,36 miliar, dan penjualan perak turun 68,18 persen dari Rp24,48 miliar pada kuartal pertama 2023 menjadi hanya Rp7,77 miliar pada kuartal yang sama tahun ini.

ANTM tidak hanya mengalami penurunan dalam penjualan produk, tapi juga penjualan jasa.

Pendapatannya dari pemurnian logam mulia dan jasa lainnya turun 16,2 persen dari Rp38,61 miliar menjadi Rp46,08 miliar.

Secara keseluruhan, total penjualan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) selama kuartal pertama 2024 mencapai Rp8,62 triliun, dibandingkan dengan Rp11,59 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menandai penurunan sebesar 25,7  persen.

Related Topics