Harga Bitcoin Menanti Keputusan Suku Bunga Fed Dini Hari Nanti

- Bitcoin diperkirakan akan mengalami reli seiring tren positif yang berlanjut.
- Pasar memperkirakan Fed akan mempertahankan penurunan suku bunga.
- Data menunjukkan jumlah uang beredar (M2) di Amerika Serikat mencapai US$22,1 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Harga Bitcoin (BTC) bergerak fluktuatif menjelang pengumuman kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve alias Fed yang dinanti pasar. Keputusan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan dirilis pada Kamis dini hari (18/9) waktu Indonesia ini diperkirakan menjadi pemicu utama arah pasar aset kripto selanjutnya.
Pada Rabu (17/9) sore, harga Bitcoin berada pada level US$116.589, mengalami koreksi tipis 0,6 persen atau 186,80 poin. Meskipun terjadi pelemahan jangka pendek, pasar secara umum memiliki ekspektasi positif terhadap hasil rapat Fed.
Optimisme pasar didasari oleh perkiraan bahwa Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke rentang 4,00–4,25 persen. Lebih lanjut, data FedWatch Tool dari CME Group menunjukkan probabilitas di atas 70 persen untuk pemangkasan suku bunga lanjutan pada Oktober dan Desember mendatang.
Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menilai terlepas dari potensi koreksi jangka pendek, tren positif Bitcoin untuk jangka menengah hingga panjang masih sangat solid. Menurutnya, sentimen ini didukung oleh dua faktor fundamental yang kuat.
Pertama, likuiditas di pasar masih melimpah. Fahmi menyoroti data jumlah uang beredar (M2) di AS yang per Juli 2025 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada level US$22,1 triliun.
“Artinya meskipun kecepatan peningkatan ketersediaan likuiditas melambat, likuiditas masih tersedia untuk menahan atau mempertahankan reli bullish yang ada di instrumen berisiko seperti aset kripto dan saham AS,” ujarnya dalam risetnya, Rabu (17/9).
Kedua, data on-chain mengindikasikan adanya akumulasi oleh investor besar (whales). Fahmi menjelaskan bahwa saldo Bitcoin di bursa (exchange) terus menurun hingga mencapai 2,4 juta BTC, sementara pasokan likuid di pasar justru mencetak rekor.
“Ini menandakan investor besar terus mengakumulasi dengan memindahkan saldo Bitcoin mereka dari exchange ke wallet pribadi,” katanya.
Fenomena ini sering kali dilihat sebagai sinyal bullish karena mengurangi tekanan jual di pasar.
Berdasarkan analisis tersebut, Fahmi menyarankan investor tetap tenang menghadapi volatilitas.
"Investor pemula dan berpengalaman dapat melanjutkan strategi investasi rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA)," katanya.