IHSG Diproyeksi Bergerak Terbatas, Tapi Ada Kans Rebound Jangka Pendek

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melaju secara terbatas pada Kamis (18/12) setelah melemah 0,11 persen ke level 8.677 pada akhir perdagangan Rabu (17/12).
Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Reza Diofanda, mengatakan, kemarin IHSG cenderung bergerak terbatas karena keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan tingkat suku bunga di angkat 4,75 persen. Secara teknikal, ia memproyeksikan IHSG akan bergerak di antara support 8.630 dan resisten 8.710.
"Saat ini, pasar akan mencermati beberapa rilis data ekonomi global seperti keputusan suku bunga dari BoE dan juga rilis data inflasi Amerika Serikat yang menjadi faktor pendorong selanjutnya," jelas Reza dalam riset hariannya.
Daftar saham pilihan BRI Danareksa Sekuritas hari ini, mencakup: TINS, MAPI, dan DEWI.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG masih relatif bergerak konsolidasi dalam jangka pendek. Secara teknikal, IHSG masih dalam posisi uptrend dalam jangka menengah panjang. Stochastic RSI yang membentuk golden cross di dekat area oversold membuka peluang rebound jangka pendek.
"IHSG diperkirakan masih akan berkonsolidasi di kisaran 8.600-8.750, selama ditutup di bawah level 8.750," jelas tim riset Phintraco Sekuritas.
Saham-saham pilihan Phintraco Sekuritas hari ini, meliputi: MAPA, MAPI, INCO, NCKL, dan CNMA.
Rupiah ditutup melemah di level Rp16.694 per dolar Amerika Serikat (AS), meskipun BI mempertahankan BI Rate tetap dan indeks Dolar AS melemah.
Seperti yang diperkirakan, dalam RDG 16-17 Desember 2025 BI kembali menahan BI Rate tetap pada level 4,75 persen. Suku bunga Deposit Facility tetap di level 3,75 persen; dan suku bunga Lending Facility tetap di 5,5 persen.
Keputusan BI itu merupakan upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial serta mendorong perekonomian nasional. BI masih membuka peluang penurunan suku bunga ke depannya dengan mencermati data inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
Data pertumbuhan kredit berakselerasi menjadi 7,74 persen (YoY) pada November 2025 dari 7,36 persen pada Oktober 2025. Itu menandai pertumbuhan tercepat sejak Juni. Meskipun demikian, jumlah undisbursed loan masih relatif tinggi, yaitu mencapai Rp2.509,4 triliun pada November 2025, atau setara dengan 23,18 persen dari total kredit yang disetujui.
Meskipun BI Rate telah turun sebesar 125 bps pada tahun 2025, penurunan suku bunga kredit perbankan cenderung lebih lambat, yaitu sebesar 24 bps dari 9,2 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 8,96 persen pada November 2025.











