Incar Target AUM Rp1,5 Triliun, Ini Strategi Ekspansi Grow Investments

- Grow Investments optimistis capai AUM Rp1,5 triliun pada akhir tahun ini
- Strategi ekspansi dengan kerja sama APERD dan peluncuran produk baru
- Produk reksa dana dengan nilai investasi minimum Rp10.000 untuk menjaring lebih banyak investor
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan manajer investasi Grow Investments menunjukkan optimismenya untuk mencapai target dana kelolaan atau asset under management (AUM) senilai Rp1,5 triliun pada akhir tahun ini. Demi merealisasikan target tersebut, perusahaan hasil kolaborasi PT Stockbit Investa Bersama (Stockbit) dan Fullerton Fund Management ini telah menyiapkan sejumlah strategi utama, mulai dari ekspansi distribusi hingga inovasi produk.
Direktur Pengembangan Bisnis Grow Investments, Andrew Handaya, menyatakan bahwa progres pencapaian target berjalan sesuai rencana.
“Sejauh ini kami kalau lihat sampai dengan akhir bulan Juni kemarin hampir sekitar setengah triliun rupiah. Jadi, sekitar Rp1 triliun [lagi] sampai akhir tahun,” ujar Andrew di Jakarta, Rabu (2/7).
Salah satu pilar strategi utama untuk menggenjot AUM adalah melalui ekspansi jaringan distribusi. Andrew menjelaskan, pihaknya tengah memperbanyak kerja sama dengan agen penjual efek reksa dana (APERD). Kemitraan strategis terbaru adalah dengan BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS).
"Salah satunya, melalui kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) yang dilakukan hari ini (2/7)," ujarnya.
Di sisi produk, Grow Investments juga berencana meluncurkan satu hingga dua produk reksa dana baru dalam 12 bulan ke depan. Langkah ini akan melengkapi portofolio yang sudah ada, yakni lima produk reksa dana yang dirancang memenuhi berbagai jenis profil risiko investor.
Upaya menjaring investor yang lebih luas juga dilakukan dengan menghadirkan produk reksa dana yang sangat terjangkau. Dengan nilai minimum investasi Rp10.000, Grow Investments berharap dapat membuka pintu bagi seluruh lapisan masyarakat berpartisipasi di pasar modal Indonesia.
Andrew menekankan pentingnya menyediakan pilihan investasi yang adaptif terhadap perubahan kondisi pasar dan selera risiko investor.
“Kalau memang ketegangan meningkat, orang-orang pasti mundur dulu, risk off dulu gitu, kan. Jadi, pas mereka risk off, masuknya ke pasar uang. Kalau saya bilang sih investasi gitu. Orang selalu lihat siklusnya seperti apa, kondisi pasar seperti apa. Nah, kita sajikan,” ujarnya.
“Strategi kami selalu kita menyajikan berbagai macam produk, solusi, investasi, sehingga memang kalau siklus market berubah, resiko pasarnya berubah juga, appetite orang berubah juga. Nah, kita bisa ada pilihan untuk sana,” katanya.