Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Investor Menunggu Data IKK dan Penjualan Motor, IHSG Diproyeksi Hijau

Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menghijau lagi, Rabu (8/10), ditopang sejumlah sentimen domestik.

Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Reza Diofanda, menjelaskan, secara teknikal, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan terbatas dengan area support di 8.156 dan resisten di 8.234. Kembali tercapainya level all-time high (ATH) didorong oleh penguatan pada saham-saham konglomerasi besar yang menopang sentimen pasar.

"Hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis data makroekonomi seperti Indeks Keyakinan Konsumen dan penjualan sepeda motor domestik, yang berpotensi memberikan katalis tambahan terhadap arah pergerakan IHSG," kata Reza dalam risetnya.

Dengan sentimen-sentimen itu, BRIDS menyoroti tiga saham pada perdagangan hari ini, yakni: RAJA, WIFI, dan OASA.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas menilai, secara teknikal, indikator Stochastic RSI bergerak di pivot area dan terjadi penyempitan negative slope MACD dengan potensi membentuk golden cross, yang merupakan sinyal awal bullish momentum. Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menguji level tertinggi di 8.217.

"Jika IHSG mampu bertahan di atas level 8.200-8.217 dengan didukung volume, maka sinyal bullish akan semakin kuat," demikian menurut tim riset Phintraco Sekuritas.

Daftar saham pilihan Phintraco Sekuritas pada hari ini, mencakup: INDF, ASSA, MDKA, BKS,L dan PWON.

Dari pasar internarsional, terdapat sentimen lain. World Bank menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 menjadi 4,8 persen (YoY) dari proyeksi sebelumnya 4,7 persen (YoY). Untuk 2026, World Bank memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,8 persen (YoY), sama seperti prediksi sebelumnya. 

Data cadangan devisa Indonesia September 2025 turun menjadi US$148,7 miliar dari US$150,7 miliar pada Agustus 2025 (7/10). Itu merupakan level terendah sejak Juli 2024. Penurunan itu disebabkan oleh adanya pembayaran utang oleh pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Namun cadangan devisa saat ini masih mampu membiayai 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang, di atas standar internasional yang sebesar 3 bulan impor.

Share
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Market

See More

Harga Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Hari Ini, 08 October 2025

08 Okt 2025, 09:55 WIBMarket