Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Masih Dibayangi Dinamika Aksi, IHSG Diproyeksi Lanjut Koreksi

Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terkoreksi lagi pada Selasa (2/9), setelah ditutup turun 1,53 persen di level 7.830,49.

Associate Director and Research Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memprediksi IHSG melemah dengan support dan resisten 7.600-7.900 hari ini. Daftar saham pilihannya adalah INKP, CPIN, dan MIKA.

Nico mengatakan, bagi pasar saham dan obligasi, saat ini secara fundamental perekonomian masih dalam keadaan baik. Gejolak dari sisi politik, tentu memberikan tekanan secara jangka pendek dan bisa dijadikan kesempatan untuk bisa melakukan akumulasi beli secara bertahap.

"Oleh sebab itu, perhatikan momentum pada saat kita ingin melakukan akumulasi," katanya kepada Fortune Indonesia.

Dari segi makro, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan deflasi 0,08 persen secara bulanan pada Agustus 2025. Penyebab utamanya adalah turunnya harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dus, indeks harga konsumen turun dari 108,60 pada Juli menjadi 108,51 pada Agustus.

Namun secara tahunan inflasi tetap berada di level 2,31 persen dengan inflasi tahun kalender 1,60 persen.

Sementara itu, kinerja perdagangan luar negeri Indonesia menunjukkan tren positif, di mana pada Juli 2025 neraca perdagangan mencatat surplus sebesar US$4,17 miliar, meningkat dari Juni 2025 yang sebesar US$4,10 miliar.

Surplus ini terutama ditopang oleh komoditas nonmigas senilai US$5,75 miliar, didorong oleh lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, meski neraca migas masih defisit US$1,58 miliar akibat hasil minyak dan minyak mentah.

Secara kumulatif, sepanjang Januari–Juli 2025 surplus perdagangan mencapai US$23,56 miliar, naik signifikan dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$16,25 miliar, dengan surplus nonmigas mencapai US$34,06 miliar, sementara migas masih membukukan defisit US$10,41 miliar.

"Kami menilai capaian ini merupakan angin segar bagi perekonomian Indonesia ditengah ketidakstabilan politik dan sebagai bahan bakar untuk menghadapi kebijakan tarif Trump," kata Nico.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara support 7.550, pivot 7.660, dan resisten 7.780. Daftar saham pilihan mereka hari ini, yakni: BBTN, ICBP, ENRG, RAJA, dan SMGR.

Tim riset Phintraco Sekuritas menilai, kekhawatiran akan kondisi keamanan dan politik dalam negeri masih menjadi sentimen negatif. Meskipun demikian, mulai terjadi bargain hunting pada saham-saham yang turun dalam. Kenaikan harga emas global juga mendorong pembelian pada saham-saham komoditas emas. Saham sektor teknologi mengalami koreksi terbesar.

Secara teknikal, indikator MACD dan Stochastic RSI belum menunjukkan tanda-tanda adanya pembalikan arah. Namun Stochastic RSI yang berada di area oversold dan adanya akumulasi beli di level support, mengindikasikan potensi terjadinya technical rebound.

Namun peluang rebound akan terkonfirmasi jika IHSG mampu bertahan di atas level 7.780. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan berfluktuasi pada kisaran 7.550-7.780.

"Perkembangan situasi keamanan dan politik domestik serta pergerakan rupiah diperkirakan masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG," jelas tim riset Phintraco Sekuritas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us