Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Masuk Bisnis IPO Financing di 2023, PEI Minta Restu OJK

Ilustrasi IPO. (Flickr)
Ilustrasi IPO. (Flickr)

Jakarta, FORTUNE - PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) berencana masuk ke  bisnis Pendanaan Pasar Perdana (IPO Financing) di pasar modal Indonesia pada 2023. Untuk memuluskan rencananya, perusahaan akan meminta restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Anak usaha Self Regulatory Organization (SRO) ini mengatakan, telah mengidentifikasi kebutuhan akan IPO Financing di pasar modal. Keterbatasan sumber pendanaan bagi investor di pasar perdana, ditangkap sebagai peluang bagi PEI menyalurkan pendanaan bagi investor guna mengoptimalkan keuntungan bahkan dari hari pertama efek tersebut ditransaksikan di bursa.

Kajian awal atas produk tersebut telah rampung tahun ini, sehingga pada tahun depan PEI berencana melakukan mekanisme pendalaman dan studi komparasi terkait implementasi IPO Financing di negara lain.

"Beberapa negara benchmarking yang sudah kami kunjungi di antaranya Korea Selatan dan Jepang," kata Direktur PEI, Suryandi dalam Media Gathering virtual, Rabu (28/12). 

PEI menargetkan dapat menyelesaikan seluruh kajian IPO Financing dan mengajukan nya sebagai Produk pendanaan Transaksi Efek kepada OJK pada kuartal IV 2023. Bila disetujui dan dianggap telah memenuhi ketentuan manajemen risiko dan perlindungan terhadap investor, ia berharap produk agar dapat segera diimplementasikan guna meningkatkan peluang pendanaan di pasar perdana bagi para investor.

Dalam rancangan IPO financing tersebut, PEI akan memberikan pendanaan pada investor institusi maupun ritel yang ingin mengambil bagian dalam IPO suatu perusahaan. 

Jika beberapa sekuritas untuk mendapatkan pendanaan di awal untuk pre-IPO cukup kesulitan untuk melakukan pinjaman ke bank karena dibatasi oleh ekuitas maupun ketentuan Bank Indonesia, maka skema pinjaman PEI akan menggunakan saham emiten sebagai agunan untuk kemudian divaluasi dan jika layak akan diberikan pendanaan.

PEI berharap bisa menjadi salah satu lembaga yang menjadi penyedia likuiditas tidak hanya di pasar sekunder dan REPO, tetapi masuk ke pasar primer, baik dalam bentuk saham maupun obligasi dan sebagainya. 

Transaksi marjin

Hingga pekan ketiga Desember 2022, PEI telah menyalurkan pendanaan transaksi marjin dan Repo senilai total Rp1,65 Triliun. Angka ini dibandingkan tahun lalu sebesar Rp1,3 triliun. 

Mayoritas pendanaan tahun ini ditopang transaksi margin sebesar Rp1,1 trilun, sedangkan penyaluran transaksi Repo Rp543 miliar sejak Maret 2022 hingga saat ini. 

Hingga 22 Desember 2022, PEI mencatatkan posisi outstanding pendanaan harian tertinggi sepanjang perusahan beroperasi, mencapai Rp585,5 miliar. Pada tahun depan, PEI  menargetkan outstanding pendanaan bisa naik 100 persen menjadi Rp300 miliar. 

"Kami merasa peran kami di pasar modal Indonesia sudah cukup diminati dan tentunya kami tidak berpuas diri juga kedepannya. Mungkin cita-cita kami mencapai market share yang lebih luas," katanya. 


 

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us