Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

MPMX Targetkan Pendapatannya Tumbuh 7 Persen pada 2025

WhatsApp Image 2025-04-17 at 15.55.21.jpeg
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (“MPMX”) kembali menyelenggarakan Media Gathering pada Kamis, 17 April 2025 di Jakarta Selatan. (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • MPMX menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5 hingga 7 persen untuk 2025, dengan laba bersih di kisaran 3 sampai 4 persen.
  • Kontribusi utama dari bisnis distribusi dan ritel sepeda motor dalam pencapaian positif perusahaan pada 2024.
  • Lini bisnis lainnya seperti penyewaan kendaraan dan penjualan mobil bekas juga mencatat pertumbuhan yang solid.

Jakarta, FORTUNE - PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), salah satu pemain penting dalam industri otomotif Tanah Air, membidik pertumbuhan pendapatan antara 5 hingga 7 persen pada 2025. Tak hanya itu, perusahaan yang dikenal dengan MPM Group ini juga menargetkan kenaikan laba bersih pada rentang 3 - 4 persen. Target ini diumumkan setelah perusahaan mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024.

Tahun lalu, MPM Group membukukan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, mencapai 14 persen atau setara dengan Rp15,8 triliun. Kinerja cemerlang ini juga tecermin pada peningkatan laba bersih 11 persen, menjadi Rp582 miliar.

“Kami bersyukur atas pencapaian pada 2024 dan akan terus melangkah dengan strategi yang adaptif dan berkelanjutan untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Group CFO MPMX, Beatrice Kartika, di hadapan pers, pekan lalu.

Salah satu motor penggerak utama kinerja perusahaan pada 2024 adalah sektor bisnis distribusi dan ritel sepeda motor. Industri sepeda motor nasional sendiri mencatatkan pertumbuhan 2 persen dengan total penjualan 6,3 juta unit.

Sebagai salah satu main dealer terbesar di Indonesia, MPM berkontribusi sekitar 11 - 12 persen terhadap angka penjualan nasional tersebut. Perusahaan menargetkan kontribusi ini dapat dipertahankan stabil pada tahun mendatang, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan industri motor nasional yang diperkirakan berkisar pada 1 - 6 persen.

Pada lini distribusi, pendapatan dari penjualan motor naik 14 persen, sementara pertumbuhan pada sisi ritel bahkan lebih tinggi hingga mencapai 21 persen. Peningkatan tersebut didorong oleh kombinasi antara peningkatan volume penjualan dan kenaikan harga jual sepeda motor.

Selain itu, pendapatan dari layanan purna jual (aftersales) juga turut memberikan kontribusi positif, dengan pertumbuhan masing-masing 4 persen dari sisi distributor dan 11 persen dari sektor ritel, yang didukung oleh peningkatan pendapatan dari layanan servis.

Kinerja positif juga ditorehkan oleh sektor asuransi melalui anak perusahaan MPMInsurance. Pendapatan premi bersih tumbuh 7 persen, terutama didukung oleh performa apik dari lini bisnis properti, engineering, general accident, dan marine health.

Kendati demikian, pendapatan dari segmen kendaraan bermotor turun 5 persen akibat berkurangnya kontribusi dari pembiayaan leasing. Di sisi lain, beban klaim mengalami kenaikan 12 persen akibat lonjakan klaim dari properti dan AKN.

Lini bisnis MPMX lainnya

Lini bisnis penyewaan kendaraan dan penjualan mobil bekas pun mencatatkan pertumbuhan solid melalui MPMRent dan AUKSI. Pendapatan dari bisnis rental meningkat 6 persen, mencapai Rp1,4 triliun. Peningkatan ini sejalan dengan bertambahnya jumlah armada sebesar 1 persen menjadi 16.000 unit.

Sementara itu, volume penjualan mobil bekas tumbuh 6 persen, mencapai 3.800 unit, yang sebagian besar berasal dari kendaraan komersial. Namun, pendapatan dari layanan sopir mengalami penurunan tipis 8 persen sebagai dampak dari efisiensi biaya yang dilakukan oleh beberapa klien dan berakhirnya sejumlah proyek.

Kemudian, lini pembiayaan yang dijalankan oleh JACCS MPM Finance Indonesia mengambil langkah strategis untuk menjaga kualitas aset. Perusahaan menghentikan beberapa portofolio bisnis seperti forebill dan corporate financing, dan mengalihkan fokusnya pada pembiayaan motor, pembiayaan multiguna, serta layanan my cash. Sebagai konsekuensinya, total pembiayaan dari lini aktif tersebut turun sekitar 2 persen, seiring dengan penyesuaian bisnis yang sedang berlangsung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us