OPEC+ Tahan Produksi Minyak Pada Kuartal I-2026

- OPEC+ memutuskan untuk menahan rencana kenaikan produksi minyak pada kuartal pertama 2026.
- Harga minyak mentah WTI dan Brent langsung melesat hingga sekitar dua persen pasca pengumuman tersebut.
- Keputusan ini diambil di tengah upaya Amerika Serikat untuk menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, yang berpotensi menambah suplai minyak jika sanksi terhadap Moskow dilonggarkan.
Jakarta, FORTUNE - Organisasi yang terdiri dari negara-negara pengekspor minyak bumi memutuskan untuk menahan rencana kenaikan produksi pada kuartal pertama 2026.
Dilansir dari Trading Economics, harga minyak mentah WTI dan Brent langsung melesat hingga sekitar dua persen pasca pengumuman tersebut. Hingga sesi siang ini, minyak mentah WTI dijual dengan di level US$59,75 per barel. Sementara Brent diperdagangkan dengan harga US$63,6 per barel.
Keputusan untuk mempertahankan level produksi ini ditempuh di tengah upaya Amerika Serikat untuk menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, yang berpotensi menambah suplai minyak jika sanksi terhadap Moskow dilonggarkan.
Namun apabila proses perdamaian kembali gagal, pasokan Rusia justru bisa semakin tertekan akibat sanksi tambahan.
Menurut analis Rystad Energy sekaligus mantan pejabat OPEC, Jorge Leon, keputusan ini menunjukkan bahwa stabilitas kini menjadi prioritas kelompok tersebut.
"Pesan dari kelompok OPEC itu jelas: stabilitas lebih penting daripada ambisi pada saat prospek pasar memburuk dengan cepat," demikian dikutip dari Reuters, Senin (1/12).
OPEC+ masih menahan sekitar 3,24 juta barel per hari dari pasar, setara 3 persen dari permintaan global, dan pemangkasan itu tidak berubah.
Pemangkasan tersebut mencakup pengurangan produksi 2 juta barel per hari oleh sebagian besar anggota yang berlaku hingga akhir 2026, serta 1,24 juta barel per hari dari total 1,65 juta barel per hari yang mulai dikembalikan ke pasar oleh delapan negara anggota sejak Oktober.
Organisasi ini juga menyetujui mekanisme penilaian kapasitas produksi maksimal anggota sebagai dasar penetapan kuota mulai 2027.
Proses penilaian akan berlangsung Januari–September 2026, sebelum kuota 2027 diputuskan. Satu perusahaan akan menilai kapasitas produksi 19 dari 22 negara anggota.
Sementara kapasitas negara yang berada di bawah sanksi, seperti Rusia, Iran dan Venezuela, akan dinilai oleh perusahaan terpisah atau menggunakan rata-rata produksi pada Agustus–Oktober 2026.









