Penerbitan Obligasi Korporasi Bisa Capai Rp160 T di 2025

Jakarta, FORTUNE - Mandiri Sekuritas memproyeksikan nilai penerbitan obligasi korporasi rupiah dapat mencapai Rp160 triliun pada 2025, lebih tinggi hampir 12,11 persen (YoY) dari realisasi pada 2024, yakni Rp142,72 triliun.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto menjelaskan, proyeksi itu berlandaskan nilai penghimpunan dana (fundraise) melalui penerbitan obligasi korporasi pada dua bulan pertama 2025, yang mencapai Rp20 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2024, angka itu bertumbuh 50 persen.
Apabila tren itu berlanjut, maka ada kans nilai penerbitan obligasi tahun ini dapat tumbuh berkelanjutan. "Karena yang jatuh tempo juga relatif banyak, untuk refinancing waktunya juga masih cukup tinggi," kata Anto kepada media, dikutip Rabu (19/3).
Adapun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 14 Maret 2025, dana yang dihimpun melalui penerbitan obligasi di bursa berjumlah Rp27,9 triliun. Dari segi volume, ada 23 emisi dari 18 penerbit EBUS.
Di pipeline, masih ada 31 emisi dari 25 penerbit EBUS yang menunggu waktu penerbitan. Secara detail, 11 perusahaan berasal dari sektor finansial, 4 dari sektor energi, 3 dari sektor basic materials, 2 dari sektor infrastruktur, 2 dari sektor consumer non-cyclicals, 1 perusahaan sektor transportasi dan logistik, 1 perusahaan sektor perindustrian, dan 1 perusahaan sektor consumer cyclicals.
Pada 2024, penerbitan bligasi korporasi bermata uang rupiah telah bertumbuh 11,2 persen. "Jadi di tengah gonjang-ganjing global yang sangat tinggi, ternyata emiten kalau penerbitan obliasi itu masih bertumbuh," ujar Anto lagi.
Untuk obligasi pemerintah, pertumbuhannya akan sangat bergantung dari defisit anggaran. Pemerintah sendiri menargetkan nilai bersih penerbitan obligasi sebesar Rp640 triliun.
Secara year to date, Mandiri Sekuritas memperkirakan nilai kotor penerbitan obligasi pemerintah sudah berjumlah Rp373,9 triliun atau 31,3 persen dari target di 2025.