MARKET

2024, Adaro Minerals Siapkan Capex Hingga Rp3,9 T

Capex itu termasuk untuk investasi ke smelter aluminium.

2024, Adaro Minerals Siapkan Capex Hingga Rp3,9 TLogo Adaro Minerals. (Website ADMR)
01 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), menganggarkan Belanja Modal senilai US$175 juta (sekitar Rp2,75 triliun) sampai dengan US$250 juta (sekitar Rp3,93 triliun) pada 2024.

Target belanja modal itu termasuk untuk investasi ekuitas di smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Ini bagian dari upaya Grup Adaro dalam mengejar pertumbuhan berkelanjutan lewat pengembangan sektor mineral.

Adapun, pada kuartal III 2023, KAI fokus pada tahap konstruksi proyek smelter aluminium. Perusahaan juga udah menyelesaikan penyelidikan tanah, perataan tanah, dan pekerjaan penimpunan untuk fasilitas tanur pembakaran di area smelter aluminium.

"Memasuki kuartal I 2024, KAI akan berfokus pada aktivitas penimbunan dan fondasi di area smelter aluminium," kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Minerals, Christian Ariano Rachmat, dikutip Jumat (1/3).

Setelah selesai, proyek peningkatan infrastruktur akan menyokong pencapaian target volume sebesar 6 juta ton per tahun pada 2025. Tahap pertama dari selter aluminium itu diprediksi mencapai tanggal operasi komersial pada 2025.

Adapun, pada 2023, perseroan telah menghabiskan belanja modal senilai US$134,02 juta, khususnya untuk konstruksi smelter aluminium di bawah KAI dan proyek-proyek infrastruktur PT Maruwai Coal (MC). Lalu, sebesar US$97 juta di antaranya digunakan untuk keperluan KAI.

Lebih lanjut, Adaro Minerals pun membidik volume penjualan 4,9 juta ton--5,4 juta ton pada 2024 dengan nisbah kupas sebesar 3,6 kali.

Kinerja Adaro Minerals di 2023

Pada 2023, ADMR meraih pendapatan senilai US$1,09 miliar, bertumbuh 20 persen (YoY) dari US$908,14 juta.

Kontribusi terbesar datang dari pertambangan batu bara, dengan pendapatan senilai US$1,08 miliar, naik 20 persen dari US$905,44 juta pada 2022. Sementara itu, segmen jasa lainnya menyumbang pendapatan senilai US$3,88 juta.

"Kondisi harga batu bara metalurgi yang kondusif terus mendukung pencapatan ASP kami, disertai kenaikan volume dan disiplin biaya, juga meningkatkan profitabilitas," kata Christian.

Bersamaan dengan itu, laba bersih perseroan meningkat 32,75 persen (YoY) dari US$332,21 juta menjadi US$441,02 juta.

Kemudian, laba per saham dasarnya melonjak 33 persen (YoY) dari US$0,0081 menjadi US$0,0108.

Adapun, pertumbuhan pendapatan ADMR secara menyeluruh didorong oleh kenaikan volume penjualan sebesar 39 persen. Itu mengimbangi penurunan ASP (average selling price) sebesar 14 persen dari 2022. Harga mulai kembali naik pada kuartal IV 2023, setelah terkoreksi pada kuartal II dan III. 

Lebih lanjut, produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi pun dijual ke berbagai produsen baja terdiversifikasi di Jepang, Cina, India, Indonesia, dan Korea Selatan.

Dari segi produksi, volumenya melesat 52 persen (YoY) menjadi 5,11 juta ton. Itu karena ketersediaan alat berat dan kinerja dari para kontraktor. Pengupasan lapisan tertutup perseroan pun melonjak 125 persen (YoY) menjadi 18,70 juta bcm pada 2023, sehingga nisbah kupasnya mencapai 3,66 kali.

Related Topics