MARKET

Daftar 6 Emiten Baru Melantai Bursa, Blibli dan RS Sandiaga Uno

Saham Blibli menguat pada perdagangan hari pertama.

Daftar 6 Emiten Baru Melantai Bursa, Blibli dan RS Sandiaga UnoTampilan aplikasi Blibli. (Shutterstock/Devina Saputri)
08 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/11). Sahamnya menguat 0,44 persen ke harga Rp452 di sesi perdagangan pagi, lalu naik 1,33 persen siang ini.

Melansir RTI Business pada pukul 13.33 WIB, volume perdagangan saham Blibli mencapai 604,81 juta dengan nilai transaksi Rp276,23 miliar dan frekuensi perdagangan 27.618 kali. Rata-rata harganya mencapai RP456,70.

Blibli melepas 15 persen modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana dengan harga penawaran Rp450 per saham. Dana IPO-nya mencapai Rp8 triliun. Adapun, perseroan pun mencatatkan kelebihan permintaan 4,4 kali lipat pada Penjatahan Terpusat, sehingga ada kenaikan jumlah alokasi dari 2,5 persen jadi 5,0 persen.

Sepanjang 2022, Blibli jadi unicorn internet kedua terbesar yang melakukan IPO di Asia Pasifik. Jumlah kapitalisasi pasarnya mencapai Rp53,3 triliun.

Selain Blibli, lima emiten lain termasuk perusahaan rumah sakit yang masuk dalam portofolio Grup Saratoga milik Sandiaga Uno, melakukan aksi serupa. Emiten tersebut adalah PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) atau Primaya Hospital, PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED). 

Berikutnya PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), dan PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR).

IPO Primaya Hospital yang terafiliasi dengan Sandiaga Uno

Primaya Hospital menawarkan saham sebanyak 302,22 juta saham biasa dengan harga penawaran Rp900 per lembar. Itu mewakili 2,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Adapun, total nilai penawaran umum perdana Primaya Hospital diklaim mencapai Rp272 miliar. Setengah dari dana IPO akan dipakai sebagai tambahan perolehan tanah untuk membangun rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Sementara 25 persen lainnya untuk biaya pengembangan gedung serta layanan rumah sakit yang ada, sedangkan sisanya untuk tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.

Saat ini, Primaya Hospital memiliki 15 rumah sakit dengan lebih dari 2.000 tempat tidur. 9 di antaranya resmi beroperasi dalam tiga tahun terakhir.

IPO Jayamas Medica Industri

Jayamas Medica Industri atau OMED melepas 4,06 miliar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawarannya Rp204 per lembar saham. Dus, dana yang didapat perseroan dari IPO ini nilainya mencapai Rp828,01 miliar.

OneMed bakal menjajaki potensi merger dan akuisisi di industri peralatan medis Indonesia yang terfragmentasi, serta memindai kemitraan strategis dan menjalin kerja sama dengan pelaku industri peralatan dan pasokan medis global.

“Tentu strategi itu pun mempertimbangkan sejumlah kriteria, seperti teknologi yang digunakan, paten dan tingkat keahlian, kemitraan dan aliansi serta peluang akuisisi,” kata Direktur Operasi OneMed, Leonard Hartanto.

Related Topics