MARKET

Aksi Divestasi Vale: MIND ID Jadi Investor Terbesar

Apa yang berubah setelah aksi divestasi Vale?

Aksi Divestasi Vale: MIND ID Jadi Investor TerbesarPresiden Jokowi mengunjungi kawasan PT Vale Indonesia Tbk, di Luwu Timur, Provinsi Sulsel, Kamis (30/3). (dok. Setkab)
27 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mining Industri Indonesia (MIND ID) menambah kepemilikan saham di PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi 34 persen, setelah mengakuisisi saham dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co. Lt. (SMM).

Adapun, MIND ID mengambil alih 14 persen saham (1.391.087.420 saham) dari total kepemilikan saham Vale Indonesia dengan VCL dan SMM, dengan harga saham yang disepakati Rp3.050 per saham. Itu di bawah harga saham INCO di pasar.

Pada Selasa (27/2), saham INCO tercatat menguat 1,04 persen ke harga Rp3.870, setelah dibuka di harga Rp3.780 di awal perdagangan hari ini.

Mengacu pada harga saham diskon dalam kesepakatan itu, MIND ID diperkirakan akan merogoh dana sekitar Rp4,24 triliun.

MIND ID berharap, transaksi akan rampung pada Juni 2024 melalui dua cara, yakni: pembelian secara langsung dan lewat aksi right issue INCO.

Penandatanganan perjanjian pada Senin (26/2) ini adalah lanjutan dari Heads of Agreement pada 17 November 2023 lalu. Ini langkah penting bagi Vale Indonesia dalam menyelesaikan kewajiban divestasi sesuai Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang jadi salah satu prasyarat perpanjangan Kontrak Karya Vale berupa Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Setelah ini, apa perubahan yang terjadi? "MIND ID akan bersama-sama dengan VCL mengendalikan PT Vale Indonesia karena ini sifatnya kontrol bersama atau joint control over corporation," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/2).

Ia turut hadir dalam penandatanganan kesepakatan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan; Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso; Perwakilan VCL, Deshnee Naidoo; Yusuke Niwa dari SMM; dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy.

Komposisi pemegang saham Vale Indonesia setelah kesepakatan adalah: MIND ID (34,00 persen), VCL (33,88 persen), SMM (11,48 persen), dan publik (20,63 persen).

Sebagai pemegang saham terbesar, MIND ID akan memiliki hak untuk menunjuk 3 Komisaris. Itu termasuk Komisaris Utama, Direktur Utama, dan Direktur SDM.

"Kami telah bersepakat bahwa VCL akan menujuk Direktur operasional dan juga Direktur yang bertanggung jawab atas pengelolaan ESG," kata Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

Titah Luhut Binsar Panjaitan

Pemberitahuan selanjutnya tentang proses atau penyelesaian divestasi akan dirlis beberapa waktu ke depan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Secara bersamaan, proses perpanjangan Kontrak Karya dalam bentuk IUPK tengah berlangsung dan diharapkan bisa diselesaikan dalam waktu tak lama lagi.

Febriany mengatakan, INCO dalam waktu dekat ini akan fokus menjalankan proyek pengembangan di Pomalaa, Bahodopi, dan Sorowako. Total nilai investasinya US$9 miliar bersama para mitra. "Yang merupakan tahapan penting dalam sejarah perjalanan perseroan untuk mencapai aspirasi bisnis ke depan," katanya.

Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan dengan cadangan nikel terbesar di Indonesia. Namun, Luhut mengatakan, walau sudah Vale Indonesia dikelola dengan ESG yang baik, program hilirisasinya masih tertinggal jauh dibandingkan yang lainnya. 

“Oleh karena itu, saya minta nanti MIND ID dan Kementerian ESDM dapat memastikan bahwa pengembangan hilirisasinya bisa jalan secara menguntungkan. Ini harus ada dalam kewajiban IUPK nya,” kata Luhut.

Ia juga mengingatkan terkait permasalahan yang belum terselesaikan yakni terkait permohonan perizinan.

“Terakhir, saya minta perizinan-perizinan yang masih belum selesai, terutama IUPK, bisa segera dikeluarkan pada minggu ini, sehingga proses transaksi akuisisi ini bisa dituntaskan segera,” kata Luhut.

Related Topics