MARKET

Anak Usaha Adhi Karya IPO, Bidik Dana Hingga Rp1,6 T

Masa penawaran awal berlangsung sampai 25 November.

Anak Usaha Adhi Karya IPO, Bidik Dana Hingga Rp1,6 TProperti PT Adhi Commuter Properti (ADCP). (Situs ADCP)
15 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Adhi Commuter Properti (ADCP) telah mengambil langkah pertama untuk melantai di bursa melalui masa penawaran awal atau book building. Berapa jumlah saham yang ditawarkan? Bagaimana jadwal lengkap debut saham perusahaan?

Mengutip prospektus IPO, Senin (15/11), masa book building anak perusahaan BUMN PT Adhi Karya (Persero) itu berlangsung Jumat (12/11) hingga Kamis (25/11). Proses akan dilanjutkan dengan periode penawaran utama pada Desember mendatang.

ADCP menunjuk enam penjamin emisi efek untuk pencatatan sahamnya di pasar modal, yakni Bahana Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, RHB Sekuritas Indonesia, Sucor Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas Indonesia, serta Maybank Sekuritas Indonesia.

Bagaimana dengan jumlah saham dan harganya selama masa bookbuilding? Apa yang akan perseroan lakukan dengan dana IPO-nya? Simak ulasan berikut ini.

Total Saham IPO ADCP

Perseroan yang bergerak di sektor properti dan real estate itu menawarkan 8.011.204.500 saham yang setara dengan 28,6 persen total saham yang akan dicatatkan. Masing-masing saham bernominal Rp100.

Sementara, harga awal saham berkisar di antara Rp130–Rp200. Dengan begitu, ADCP berpeluang mendulang modal baru sekitar Rp1,04 triliun hingga Rp1,6 triliun dari proses pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perseroan juga menjajakan maksimal 560,224 juta saham kepada Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen dan Karyawan (MESOP). Itu sama dengan dua persen dari total saham yang dicatatkan.

Penggunaan Dana IPO ADCP

Setelah terkumpul, ADCP akan memanfaatkan dana IPO untuk berbagai kebutuhan. Berikut perinciannya.

1. 45 persen untuk pengembangan proyek saat ini dan proyek yang memperoleh pendapatan berulang, terbagi menjadi:

- 35 persen kawasan DKI Jakarta (existing: LRT Jakarta, recurring: hotel kondominium).

- 47 persen kawasan Bogor (existing: LRT City Sentul dan Adhi City Sentul, recurring: hotel kondominium).

- 11 persen kawasan Tangerang (existing: Cisauk Point, recurring: hotel kondomium).

- 6 persen kawasan Bekasi (existing: LRT Bekasi City, recurring: hotel kondominium).

- 1 persen kawasan Depok (LRT City Cibubur).

2. 35 persen untuk kebutuhan akuisisi atau kebutuhan pengembangan lahan baru.

3. 20 persen untuk membayar kembali sebagian pokok obligasi Seri A.

Related Topics