MARKET

Harga Ayam Pulih di Awal Tahun, Simak Prospek Saham Unggas

Berapa proyeksi valuasi saham CPIN dan JPFA?

Harga Ayam Pulih di Awal Tahun, Simak Prospek Saham UnggasANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
20 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bagaimana Prospek Emiten Perunggasan di tengah pemulihan harga ayam usia sehari atau day old chick (DOC) dan harga broiler di awal tahun 2024?

Data Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) menunjukkan, rata-rata harga DOC bulanan di Jawa Barat adalah Rp3.140 per ekor di Januari 2024. Angka itu naik 66,1 persen (YoY) dan 79 persen (MoM).

"Pemulihan harga DOC dan broiler sejalan dengan proyeksi kami sebelumnya, yang mana kami mengantisipasi kenaikan harga dalam satu hingga dua bulan ke depan, menyusul penurunan ke level terbawah," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Andreas Kristo Saragih dalam risetnya, Selasa (20/2).

Andreas memproyeksikan pemulihan harga DOC dan broiler akan berlanjut selama beberapa bulan lagi. Katalisnya mulai dari bulan ramadan yang sudah di depan mata, bantuan sosial yang berpeluang berlanjut hingga Juni 2024, dan dampak pemusnahan pada 2023.

Lantas, bagaimana dampak hal itu terhadap pergerakan saham emiten unggas? Menurut temuan awal MASI berdasarkan hasil analisis, pola gerak harga saham emiten unggas mirip dengan fluktuasi harga DOC.

"Selain itu, harga DOC cenderung mencapai puncaknya dalam 12 hingga 18 bulan berikutnya setelah mencapai titik terendah, menunjukkan durasi siklus sekitar 1 hingga 1,5 tahun," jelas Andreas.

Namun, biaya input di sektor perunggasan tercatat masih tinggi. Dengan harga rata-rata jagung mencapai Rp6.500 per kilogram di Sumatra Utara pada Januari 2024. Meski stabil, angka itu meningkat 29,7 persen (YoY). Sementara itu, bungkil kedelai menunjukkan harga rata-rata US$359 per ton secara year to date, menurun 25,8 persen (YoY) dan 14,8 persen (QoQ).

Faktor risiko dan proyeksi valuasi saham emiten unggas

MASI mempertahankan peringkat overweight untuk sektor peternakan. Sentimen positifnya adalah pemulihan harga DOC dan broiler yang berlanjut, sehingga akan berdampak pada harga saham.

Selain itu, Andreas memprediksi kenaikan margin karena harga jagung diprediksi alami normalisasi seiring dengan musim panen dan impor jagung. Ditambah dengan kenaikan daya beli segmen menengah ke bawad berkat bantuan sosial pemerintah.

"Terakhir, kami yakin penilaian saat ini menawarkan penurunan terbatas dan memberi titik masuk menarik," katanya.

Adapun, faktor risiko yang membayangi prospek emiten sektor unggas, yakni: harga DOC dan ayam broiler yang lebih rendah, penurunan konsumsi, dan naiknya harga bungkil kedelai dan jagung.

Related Topics