Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tren Bullish Emas Diproyeksi Bertahan Karena Pelemahan Ekonomi AS

ilustrasi emas (unsplash.com/Zlaťáky.cz)
ilustrasi emas (unsplash.com/Zlaťáky.cz)
Intinya sih...
  • Emas bertahan di level US$3.370 per troy ons, dekat dengan level tertinggi dalam empat minggu terakhir.
  • Pelemahan ekonomi AS dan ketegangan geopolitik global memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven.
  • Kombinasi data ekonomi AS yang lemah dan situasi geopolitik membuat tren bullish emas diproyeksikan bertahan.

Jakarta, FORTUNE - Emas mempertahankan kenaikkan harganya di kisaran US$3.370 per troy ons pada Kamis (6/5). Harga ini mendekati level tertinggi selama hampir empat minggu berturut-turut.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menilai kenaikan harga emas ini salah satunya dipicu oleh pelemahan data ekonomi Amerika Serikat (AS), sehingga menyebabkan dolar AS tertekan dan membuat daya tarik emas sebagai aset safe haven kiat menguat

"Lambatnya aktivitas bisnis dan penurunan kinerja pasar tenaga kerja menjadi pemicu utama lonjakan harga emas baru-baru ini," ucap dia kepada Fortune Indonesia, Kamis (5/6).

Di sisi lain, situasi geopolitik global turut memperkuat reli logam mulia ini. Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina kembali meningkat setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen.

Langkah tersebut ditempuh hanya beberapa hari menjelang pembicaraan antara Trump dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Ketidakpastian hasil negosiasi ini akhirnya menambah daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai terhadap gejolak pasar.

Tidak hanya itu, Presiden Trump secara terbuka menyalahkan Ketua The Fed, Jerome Powell, atas lemahnya data ekonomi dan mendesak bank sentral untuk segera menurunkan suku bunga.

Menurut Andy hal itu membuat tekanan terhadap The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya makin kuat, ditambah data terbaru dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa di AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun terakhir.

Kemudian, data ketenagakerjaan dari ADP yang dirilis pada hari Rabu (4/6) menunjukkan bahwa sektor swasta AS hanya menambahkan 37.000 pekerjaan pada bulan Mei, jauh di bawah ekspektasi analis sebesar 155.000.

Kombinasi faktor tersebut menjadi katalis, di mana emas bakal tetap diburu sebagai pelindung nilai. Sementara itu, laporan NFP yang akan dirilis Jumat mendatang, jika hasilnya mengecewakan maka potensi penguatan harga emas akan semakin besar.

Secara teknikal, Andy Nugraha mengatakan kombinasi pola candlestick dan indikator moving average menunjukkan tren bullish masih dominan pada harga emas terhadap dolar alias XAU/USD.

Harga yang berhasil bertahan di atas support kunci mengisyaratkan kekuatan lanjutan dalam tekanan beli. Jika momentum ini terus berlanjut, Andy menilai emas berpotensi menembus resistensi terdekat di kisaran US$3.392. Namun, jika terjadi reversal akibat tekanan teknikal atau perubahan sentimen pasar, area US$3.344 menjadi level support terdekat yang perlu dicermati para pelaku pasar.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us