Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Waspada IHSG Koreksi Awal Pekan, Ini Sentimennya

Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada Senin (11/8), setelah ditutup menguat pada Jumat lalu.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menjelaskan, pergerakan IHSG cenderung mengalami tekanan jual ketika mendekati resisten 7.667, sehingga diperkirakan IHSG masih dalam fase konsolidasi atau koreksi subwave iv yang belum usai.

"Namun demikian, IHSG berpotensi segera memulai subwave v ke atas selama penutupan hariannya masih di atas garis SMA-20," kata Ivan dalam riset hariannya.

Level support IHSG berada di 7.432, 7.354, dan 7.271. Sementara level resistennya di 7.667, 7.720, dan 7.805. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.

Ivan memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara 7.490 dan 7.575. Saham-saham pilihan Binaartha Sekuritas hari ini, yakni: ADRO, INKP, AKRA, UNTR, dan KLBF.

Di lain sisi, selama seminggu ke depan, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG akan melaju di kisaran support 7.480, pivot 7.550, dan resisten 7.680. Daftar saham pilihan mereka adalah BTPS, EXCL, MAIN, MAPA, ASRI, dan SSIA.

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, mengatakan, selama pekan lalu IHSG bergerak berkonsolidasi, meskipun dirilis beberapa data ekonomi domestik yang membaik serta masuknya beberapa saham dalam indeks MSCI dalam hasil kocok ulang kuartal Agustus 2025. IHSG diperkirakan akan bergerak pada area konsolidasi pada kisaran 7.480–7.680.

"Kenaikan lebih lanjut perlu dikonfirmasi oleh breakout disertai  volume yang meningkat," kata Ratna dalam risetnya.

Indeks utama di Wall Street ditutup menguat selama pekan lalu. Penguatan indeks antara lain dipicu oleh meningkatnya ekspektasi akan penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang, terutama setelah Trump menominasikan penasihat ekonominya untuk mengisi posisi Gubernur The Fed yang kosong dan data tenaga kerja yang mulai melemah.

Tarif resiprokal Trump telah resmi berlaku sejak 7 Agustus 2025 dengan besaran tarif 10 persen-41 persen terhadap lebih dari 90 negara, sehingga rata-rata tarif naik menjadi di atas 15 persen dari 2,3 persen di awal tahun ini, serta mencapai level tertinggi sejak 1938.  Harga emas sempat menguat tajam akibat kekhawatiran akan dampak tarif terhadap ekspor impor emas batangan.

Pada pekan ini, fokus perhatian pasar pada kesepakatan antara AS-Tiongkok sebelum batas waktu 12 Agustus. Investor juga akan mencermati pertemuan antara Trump dan Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk negosiasi mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Dari AS, investor akan menantikan data inflasi, penjualan ritel, produksi perindustrian, dan Universitas Michigan tentang sentimen konsumen.

Secara global, investor akan mencermati data industrial production dan retail sales dari Tiongkok, data GDP Euro Area, serta data GDP Inggris.

Share
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us