Utang Menyusut, DILD Beberkan Strategi Deleveraging Jadi Kunci

- Utang PT Intiland Development Tbk (DILD) turun 14% menjadi Rp4,38 triliun hingga Juni 2025.
- Beban bunga juga turun 16,7% dalam tiga tahun terakhir, mencapai Rp176,3 miliar pada Juni 2025.
- Rasio utang terhadap ekuitas perseroan turun menjadi 47% dan margin laba sebelum EBITDA meningkat dari 22% menjadi 28%.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatat penurunan utang dan memperkuat kinerja keuangan semester I 2025.
Direktur Utama Intiland, Archied Noto Pradono, menyampaikan hingga 30 Juni 2025, total utang perseroan tercatat sebesar Rp4,38 triliun. Angka ini turun Rp687 miliar, atau 14 persen dibandingkan pm31 Desember 2022 yang tercatat mencapai Rp5,06 triliun.
“Penurunan ini mencerminkan keberhasilan kami dalam mengelola kewajiban keuangan secara berkelanjutan dan memperbaiki struktur finansial perusahaan,” kata Archied dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8).
Seiring dengan penurunan jumlah utang tersebut, beban bunga perseroan juga berkurang hingga 16,7 persen dalam tiga tahun terakhir. Pada 2022 beban bunga pinjaman perseroan mencapai Rp518,1 miliar, lalu pada 2023 turun menjadi Rp489,9 miliar. Penurunan tersebut berlanjut pada 2024 dengan jumlah beban bunga sebesar Rp431,8 miliar. Lalu pada 30 Juni 2025, beban bunga kembali turun hingga ke Rp176,3 miliar.
Archied mengatakan ini dicapai dengan berbagai langkah yang perseroan terapkan, seperti strategi deleveraging atau proses menurunkan tingkat utang selama tiga tahun terakhir, guna memperoleh efisiensi pembiayaan. Strategi ini meliputi pelunasan, pengurangan dan atau refinancing beban utang dan bunga serta penjualan aset non-core sehingga lebih efisien.
Selain itu, terdapat peningkatan penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri, menjadi faktor penting dalam memperbaiki kinerja keuangan secara keseluruhan dan menjaga rasio-rasio keuangan tetap sehat.
"Selain mendorong kinerja penjualan, fokus penting kami saat ini adalah menjalankan strategi deleveraging secara disiplin, mulai dari pelunasan, pengurangan, refinancing pinjaman berbunga tinggi, hingga divestasi aset non-core. Langkah ini akan memberikan dampak signifikan terhadap penurunan beban bunga dan penguatan struktur permodalan," ujar dia.
Perbaikan Rasio Kinerja
Selain itu, tingkat rasio keuangan perseroan terus membaik. Archied menyebut pada 2022 rasio utang terhadap ekuitas perseroan masih mencapai level 61,1 persen, lalu berangsur turun menjadi 58,5 persen pada 2023, dan menjadi 50,3 persen sepanjang 2024. Sementara pada semester-I 2025, rasio utang terhadap ekuitas DILD kembali turun menjadi 47 persen.
Selain penurunan nilai utang, DILD juga meningkatkan kinerja profitabilitas, tercermin membaiknya margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earning before interest, taxes, depreciation, and amortization/EBITDA) dari 22 persen menjadi 28 persen.
Archied mengatakan peningkatan kinerja penjualan, khususnya dari segmen kawasan industri menunjukkan permintaan tinggi sehingga mendukung keberhasilan pada paruh pertama 2025.