NEWS

Mengenal Wagner Group, Paramiliter Rusia yang Memberontak

Pemberontakan Wagner Group usai, tapi menyisakan dampak.

Mengenal Wagner Group, Paramiliter Rusia yang MemberontakKonflik Rusia-Ukraina. (Shutterstock/Tomas Ragina)
26 June 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tentara bayaran yang disewa Rusia, Wagner Group, berbalik menyerang negara otu setelah menuding pihak Rusia menyerang pasukan mereka, Sabtu (24/6). Lalu, siapakah Wagner Group?

Menurut Politico, Wagner Group adalah kelompok pasukan bayaran dengan sekitar 5.000 personil dari resimen elit dan pasukan khusus Rusia. Umumnya, rekrutan Wagner Group adalah veteran tentara yang membutuhkan uang untuk bertahan hidup/

Meski ilegal di Rusia, namun mereka sudah terdaftar sebagai sebuah perusahaan sejak 2022, bahkan memiliki kantor di St Petersburg. Dengan demikian, saat ini Wagner Group bisa resmi disebut Private Military Company (PMC) atau tentara bayaran.

Wagner Group pertama kali teridentifikasi pada 2014 karena mendukung pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur. Selain itu, mereka juga pernah beroperasi di Suriah, saat mendukung pasukan pemerintah menjaga ladang minyak mereka. Kemudian, Wagner Group juga tercatat pernah beroperasi di Republik Afrika Tengah untuk menjaga tambang berlian, dan menjaga ladang emas di Sudan.

Wagner Group saat ini dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha kaya dengan julukan "koki Putin", karena kerap menyediakan katering untuk Kremlin. Ia menyebut pasukan paramiliter telah mengalami pertumbuhan eksplosif selama perang Ukraina, dengan puluhan ribu pejuang kini berada di bawah kendalinya.

Pelanggaran

Ilustrasi Konflik rusia-ukraina. Shutterstock/Tomasz Makowski

Menurut BBC, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan pernah menuduh Wagner Group melakukan pemerkosaan dan perampokan pada warga sipil di Republik Afrika Tengah. Akibatnya, Uni Eropa pun menjatuhkan sanksi kepada mereka.

Selain itu, direktur intelijen di Komando Afrika Angkatan Darat AS, Laksamana Muda Heidi Berg, sempat menyebut Wagner Group menanam ranjau darat dan alat peledak rakitan, di Ibu Kota Libya Tripoli. "Penggunaan ranjau darat dan perangkap lainnya oleh Wagner Group mengorbankan warga sipil yang tidak bersalah," katanya.

Pemberontakan

Tinta merah dioleskan ke foto Presiden Rusia Vladimir Putin saat protes anti perang di luar Kedubes Rusia, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Bucharest, Romania, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/Inquam Photos/Octav Ganea.

Related Topics