Penggunaan Kendaraan Listrik Indonesia Terus Digencarkan

Jakarta, FORTUNE - Upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia semakin gencar. Salah satu langkah yang diambil adalah memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang berlaku pada 16 Oktober. Sejumlah pengamat mengapresiasi kebijakan ini, bahkan memprediksi langkah ini akan meningkatkan penjualan kendaraan listrik di negeri ini.
Diskon PPnBM diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74/2021 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Melalui kebijakan baru ini, kendaraan bermotor dengan teknologi baterai dan sel bahan bakar akan dikenakan PPnBM 15 persen dengan dasar pengenaan pajak (DPP) 0 persen dari harga jual. Dengan DPP 0 persen ini, maka bisa dikatakan untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) maupun kendaraan bermotor listrik murni berbahan bakar listrik akan dibebaskan dari PPnBM.
Pengamat Otomotif, Bebin Djuana, optimistis pemberlakuan diskon PPnBM ini akan meningkatkan penjualan kendaraan listrik di Indonesia. "Mulai berlakunya pembebasan PPnBM pada 16 Oktober nanti tentunya akan berpengaruh positif buat penjualan mobil listrik," ujarnya dalam rilis PLN pada 22 September.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) 2019 hingga Agustus 2021 menunjukkan peningkatan penjualan kendaraan berbasis listrik di Indonesia. Khusus EV, penjualan meningkat menjadi 572 unit, dari sebelumnya 125 unit pada tahun 2020. Sedangkan, penjualan Hybrid Electric Vehicle (HEV) pada Agustus 2021 sudah mencapai 1.626 unit, setelah pada 2019 dan 2020 masing-masing terjual 787 dan 1.191 unit.
Insentif tarif listrik dari PLN
Upaya pemberian insentif ini bergulir bak bola salju. PT PLN (Persero) pun menyambut baik hal ini. PLN bergerak menyiapkan pasokan listrik dengan membangun infrastruktur hingga memberikan insentif khusus bagi pemilik kendaraan listrik.
Melalui rilis PLN, Direktur Niaga dan Manajemen PLN, Bob Saril, memastikan kesiapan PLN memenuhi berapa pun daya listrik yang dibutuhkan pelanggan. Ia mengatakan PLN memiliki cadangan daya sekitar 50 persen, dengan daya mampu listrik 57 Gigawatt (GW).
Selain itu, kata Bob, PLN pun memberikan insentif berupa diskon 30 persen pada pemakaian malam hari kepada para pemilik kendaraan listrik. “Pemilik mobil listrik melakukan pengisian daya paling banyak di rumah saat malam hari. Kami memberikan stimulus kepada para pelanggan berupa diskon tarif mulai pukul 22.00 hingga 05.00," ujar Bob.
Hyundai dan LG membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik
Menyelaraskan program pemerintah akan peningkatan penggunaan mobil listrik, Hyundai Motor Group danLG Energy Solution Ltd mulai membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia di Karawang New Industry City pada 15 September.
Sebagai salah satu pelopor produsen mobil listrik di Indonesia, Euisun Chung, Chairman Hyundai Motor Group mengatakan keberadaan pabrik ini merupakan dukungan yang menjadi kunci peningkatan pasar kendaraan listrik di Indonesia. “Dimulai dari kehadiran pabrik ini, ekosistem kendaraan listrik akan dapat sukses terbangun di Indonesia seiring dengan pengembangan dari berbagai industri terkait. Lebih jauh lagi, kami berharap Indonesia dapat memainkan peran penting di pasar kendaraan listrik di ASEAN,” ucapnya.
Hyundai juga akan berkontribusi pada peningkatan efisiensi produksi pabrik didukung oleh keahliannya dalam hal manufaktur kendaraan dan kompartemen. Di sisi Pemerintah Indonesia, sejumlah insentif dan dukungan untuk mendukung stabilitas operasional pabrik ini pun ditawarkan.
Sebagai info tambahan, Hyundai memiliki dua varian EV yang sudah dipasarkan di Indonesia. Kedua produk ini adalah KONA Electric dan IONIC Electric.
Harga jual yang masih menjadi tantangan
Menanggapi berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengatakan pada Fortune Indonesia bahwa dirinya menyambut baik upaya ini. Namun, butuh upaya lebih dari sekedar insentif pajak untuk membuat masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik.
Ia menyampaikan bahwa sebagian produsen sudah siap memproduksi dan memasarkan mobil-mobil HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), maupun BEV (Battery Electric Vehicle). “Kendala utamanya adalah harga mobil yang masih relatif di atas Rp500 juta. Sedangkan daya beli masyarakat Indonesia masih ada di kendaraan yang harganya Rp250 juta ke bawah,” ujar Jongkie pada 24 September.
Terlepas dari tantangan ini, Jongkie yakin berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak terkait akan efektif meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. “Kami optimistis tetapi juga realistis. Namun, potensi mobil listrik di Indonesia akan tetap besar,” katanya.