NEWS

6 Peradaban Dunia yang Hancur Karena Perubahan Iklim

Di antaranya adalah Angkor dan Maya.

6 Peradaban Dunia yang Hancur Karena Perubahan IklimIlustrasi kekeringan. Shutterstock/Iamadventure
08 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Anda mungkin mendengar atau melihat berita. Dalam satu provinsi, ada dua bencana berseberangan: satu kekeringan, lainnya banjir bandang. Peristiwa itu tidak saja terjadi di ranah lokal. Berbagai negara di semua benua mengalaminya. Berita itu terus saja berdatangan. Kekeringan di Aceh, banjir di Aceh; kekeringan di Cina, banjir di Cina; kekeringan di Eropa, banjir di Eropa. Dan seterusnya. 

Iklim berubah, kata banyak peneliti. Tidak sedikit yang berpikir bagaimana dampaknya terhadap masa depan peradaban manusia. Perubahan iklim yang terhitung singkat memang bukan terjadi kali ini saja. Peradaban kuno pun mesti bergelut dengan dampak tak terperi perubahan iklim. 

Dalam banyak riset, terlihat bahwa ada peradaban dunia di masa lalu yang harus hancur karena tersambar efek perubahan iklim. Manusia berabad-abad lalu telah menghadapi rupa-rupa tekanan alam seperti kekeringan, banjir, dan bencana alam. Ada peradaban yang selamat, dan ada pula yang terlaknat. Dalam daftar berikut, ada beberapa peradaban yang dilumat dampak perubahan iklim.

1. Peradaban Pueblo Kuno

Ini salah satu peradaban terkenal yang dihancurkan oleh perubahan iklim.  Masyarakat Pueblo mendiami kawasan Dataran Tinggi Colorado--sekitar barat daya Amerika Serikat--pada periode 300 SM. Kebanyakan sukunya tinggal di dekat Chaco Canyon, Mesa Verde, dan Rio Grande. 

Untuk bertahan hidup, mereka bersandar pada hasil panen--terutama jagung. Irigasi mengandalkan sungai, dan juga tadah hujan. Lahan dibuka dengan cara membuka hutan.

Seiring waktu, mereka kena batu dari tindakannya sendiri. Karena pohon-pohon ditebangi, lahan pun menjadi kurang subur. Pada saat bersamaan, iklim berubah. Masa tanam menjadi lebih pendek dan curah hujan menyusut. Hasilnya, terlihat pada panenan yang tidak memuaskan. Permukiman Pueblo Kuno mulai menghilang kira-kira pada 1225 M. 
 

2. Peradaban Angkor

Skala kota ini teramat luas pada masa praindustri di Kamboja, dan dibangun pada 1100-1200 M. Ia merupakan kebanggaan Kekaisaran Khmer dan dikenal dengan sistem perairan dan kuil-kuilnya yang canggih. Karena terletak di pesisir, Angkor terbiasa dengan hujan monsun. Air dari hujan itu disimpan di jejaring waduknya yang luas. 

Perlahan, musim monsun mulai sulit diprediksi. Angkor pun harus menanggung monsun ekstrem yang disusul kekeringan dalam waktu lama atau monsun dengan kekuatan lemah. Pada 1300-1400 M, kota itu didera sejumlah monsun yang terhitung ganas. Akibatnya, banjir menaklukkan saluran air dan waduk, dan kekeringan mengganggu produksi pangan. Banyak peneliti yang percaya peradaban ini hancur karena krisis air dan pangan. 
 

Related Topics