NEWS

Emisi Karbon 2023 Kemungkinan Akan Pecahkan Rekor Sebelumnya

Cina dan India sumbang emisi terbesar.

Emisi Karbon 2023 Kemungkinan Akan Pecahkan Rekor SebelumnyaIlustrasi emisi karbon. 123RF
05 December 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Planet kita ini kemungkinan akan melampaui target kenaikan temperatur sebesar 1,5 derajat Celcius pada 2030, dan kemungkinan akan melewati 1,7 derajat Celcius 15 tahun lagi. Perkiraan itu disampaikan oleh para peneliti internasional yang tergabung dalam Global Carbon Project. 

Seperti diwartakan oleh Fortune.com, estimasi yang dibuat pada tahun ini menunjukkan perlambatan dalam kenaikan emisi, tapi yang dibutuhkan sebenarnya adalah penurunan yang konsisten, yakni sekitar 9 persen per tahun. Itu diperlukan guna mencegah dunia untuk mengalami kenaikan suhu udara hingga 1,5 derajat Celcius. 

Emisi dari Bahan Bakar Fosil di lebih dari 20 negara telah menurun, dan itu setara dengan lebih dari seperempat dari keseluruhan emisi yang dihasilkan secara global. Namun, progres tersebut tidak cukup untuk menahan kenaikannya tahun ini. 

Emisi dari bahan bakar fosil Uni Eropa (UE) tahun ini turun 7,4 persen. Namun, India melampaui UE sebagai penghasil Emisi Karbon terbesar ketiga dunia menyusul peningkatan penggunaan batu bara hingga 9,5 persen dan minyak 5,6 persen. 

Cina masih merupakan kontributor terbesar dunia dengan 31 persen emisi karbon. Amerika Serikat yang secara historis merupakan penghasil emisi terbesar mengekor dengan 14 persen. 

Reuters mewartakan bahwa peningkatan yang dicatatkan oleh Tiongkok terjadi karena perekonomiannya yang menggeliat setelah karantina wilayah saat pandemi Covid-19 dibuka.

Sementara itu, kenaikan emisi India disebabkan oleh permintaan listrik dari pembangkit konvensional lebih pesat dari kapasitas energi terbarukan negeri tersebut. 

Dengan begitu, dunia kian sulit meredam kemungkinan pemanasan 1,5 derajat Celcius lebih tinggi dari masa praindustri. 

"Kini kita sulit mengelak dari target 1,5 derajat Celcius [yang dicanangkan] Perjanjian Paris," demikian komentar pemimpin riset, Profesor Pierre Friedlingstein dari Universitas Exeter, Inggris. 

Dalam Perjanjian Paris yang disepakati pada 2015, banyak negara menyatakan komitmennya untuk menjaga Pemanasan Global kurang dari 2 derajat Celcius.

Menurut para ilmuwan, pemanasan lebih dari 1,5 derajat Celcius akan menghasilkan dampak lebih parah dan sulit dikendalikan seperti panas ekstrem, banjir besar, dan kematian terumbu karang. 

Related Topics