NEWS

Ada Ancaman Krisis, Jokowi Akui Sulit Cari Negara untuk Impor Pangan

India salah satu negara yang hentikan laju ekspor pangan.

Ada Ancaman Krisis, Jokowi Akui Sulit Cari Negara untuk Impor PanganPresiden Jokowi menghadiri Sidang Terbuka Dies Natalis ke-60 IPB, di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/09). (Tangkapan Layar)
by
15 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo mengungkapkan banyak potensi krisis masa depan, salah satunya  ancaman krisis pangan. Sebab, banyak negara mulai kesulitan mendapatkan impor pangan dari negara lain, termasuk Indonesia.

Setidaknya, saat ini ada 19 negara yang membatasi ekspor pangan untuk mengamankan cadangan domestiknya masing-masing.

“Mau impor juga barangnya sulit didapatkan, tidak seperti yang lalu. Sekarang mencarinya sangat sulit, karena (negara-negara) ingin menyelamatkan rakyatnya, memberi makan rakyatnya sendiri-sendiri,” demikian pidatonya dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor (IPB) di Kampus IPB yang disiarkan secara virtual, Jumat (15/9).

India merupakan salah satu negara yang menghentikan laju ekspor beras ke pasar internasional sejak 20 Juli 2023. Jokowi menganggap keputusan India untuk menyetop ekspor beras ikut mengerek harga beras di seluruh dunia.

Jokowi menyebut kondisi krisis pangan dunia saat ini ikut mempengaruhi kondisi cadangan strategis beras nasional. Suplai Impor beras belakangan relatif sulit karena kebijakan mayoritas negara produsen pangan yang kini menghentikan ekspor.

Keadaan tersebut makin diperparah dengan munculnya fenomena perubahan iklim, kenaikan suhu bumi, El Nino  hingga kenaikan air laut dan kemarau berkepanjangan.

"Kalau kita pikirkan ini khawatir, tapi saya kira tidak perlu khawatir karena yang paling penting solusinya seperti apa," ujar Jokowi.

Perlu adanya inovasi di sektor pangan

Menurut Jokowi, kondisi ini harus diterima dan diantisipasi oleh banyak pihak. Ia pun meminta IPB untuk fokus mengurusi masalah pangan.

"Nah ini tugasnya IPB. Urusan pangan ini sudah diserahkan ke IPB. Saya tunggu, apa antisipasi kita, rencana dan pelaksanaannya," katanya.

Selain itu ia juga berpesan harus ada inovasi yang besar untuk mengatasi masalah pangan di Indonesia supaya dalam tantangan krisis pangan Indonesia bisa memiliki peluang menjadi lumbung pangan global.

"Ada kesulitan ada krisis, tapi itu juga bisa menjadi peluang. Jadi kesempatan. Sehingga nanti justru meningkatkan kesejahteraan petani kita, nelayan kita," ujar Jokowi.

Impor pangan Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara keseluruhan volume impor beras mencapai 1,6 juta ton pada periode Januari–Agustus 2023. Volume tersebut merupakan akumulasi dari berbagai golongan beras.

Jika dilihat berdasarkan negara asalnya, impor beras terutama berasal dari Thailand. BPS mencatat nilai impor beras dari Thailand mencapai 802.000 ton atau setara 50,36 persen total impor beras.

Sedangkan impor beras dari Vietnam mencapai 674.000 ton atau setara 42,33 persen total impor. Lalu India sebesar 66.000 ton atau setara 4,16 persen, Pakistan 45.000 ton atau setara 2,85 persen, dan lainnya 5.000 ton atau setara 0,30 persen.

Komoditas pangan lain yang banyak diimpor Indonesia adalah gula dan bawang putih. Pada Agustus 2023, impor gula mencapai 374.000 ton, atau turun 2,58 persen dibandingkan dengan Juli 2023.

Sementara itu, volume impor komoditas bawang putih pada Agustus 2023 mencapai 64.200 ton atau turun 0,3 persen dibandingkan dengan bulan lalu.

 

Related Topics