Fortune Recap
- Investasi di Indonesia pada Januari-Juni 2024 mencapai Rp829,9 triliun, 50,3% dari target Jokowi.
- Realisasi investasi semester I-2024 naik 22,3% secara tahunan.
- PMA sebesar Rp421,7 triliun dan PMDN sebesar Rp408,2 triliun, dengan PMA tumbuh 16,1% dan PMDN tumbuh 29,4% secara tahunan.
Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi yang masuk ke Indonesia selama Januari-Juni 2024 mencapai Rp829,9 triliun.
Angka ini setara dengan 50,3 persen dari target 2024 yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebesar Rp1.650 triliun.
"Siapa pun yang menjadi penerus saya nanti, hanya perlu mencapai 49,7 persen dari target presiden," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (29/7).
Bahlil menyatakan realisasi investasi pada semester I-2024 meningkat 22,3 persen secara tahunan. Dengan raihan tersebut, penyerapan tenaga kerja mencapai 1.225.042 orang.
Dari total Rp829,9 triliun, sebanyak 50,8 persen atau Rp421,7 triliun berasal dari investasi asing (PMA), sementara Rp408,2 triliun atau 49,2 persen berasal dari investasi dalam negeri (PMDN).
Pada semester I-2024, PMA meningkat 16,1 persen secara tahunan, sementara PMDN meningkat lebih tinggi, yakni 29,4 persen.
Bahlil mengatakan realisasi PMA yang masih tumbuh double digit menjadi suatu capaian positif. Pasalnya, perekonomian global saat ini sebenarnya masih dibayang-bayangi ketidakpastian, yang membuat investor lebih berhati-hati dalam menempatkan dananya.
"Di balik ketidakpastian ekonomi global, kita tetap bersyukur publik global masih mempercayai negara kita menjadi salah satu tujuan negara investasi," ujarnya.
Sebaran realisasi investasi Indonesia
Secara geografis, Rp413,7 triliun atau 49,8 persen investasi pada semester I ini mengalir ke Jawa, sementara Rp416,2 triliun atau 50,2 persen mengalir ke luar Jawa. Kedua wilayah mengalami peningkatan investasi masing-masing 27,8 persen dan 17,3 persen.
Sektor transportasi, gudang, telekomunikasi, dan pertambangan mendominasi PMDN pada semester I, masing-masing mencapai Rp59,9 triliun dan Rp53,4 triliun, lalu disusul oleh sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp36,6 triliun serta perdagangan dan reparasi sebesar Rp35 triliun.
Secara lokasi, PMDN terbesar masuk ke Jakarta dan Jawa Barat, masing-masing Rp69,3 triliun dan Rp49,2 triliun. Jawa Timur menempati posisi ketiga dengan Rp44,1 triliun, diikuti oleh Riau dengan Rp40,3 triliun, dan Kalimantan Timur dengan Rp24,4 triliun.
Untuk PMA, investasi terbesar mengalir ke Jawa Barat dengan US$5,3 miliar, Sulawesi Tengah US$3,9 miliar, DKI Jakarta US$3,4 miliar, Maluku Utara US$2,8 miliar, dan Banten US$2,4 miliar.
Dari segi asal negara investasi, Singapura menempati posisi pertama dengan US$8,9 miliar, disusul oleh Cina dengan US$3,9 miliar, dan Hong Kong dengan US$3,8 miliar.
Amerika Serikat dan Jepang menempati posisi selanjutnya dengan masing-masing US$2 miliar dan US$1,8 miliar.