NEWS

Kementerian ESDM Hentikan Aktivitas Pertambangan di Wilayah Semeru

Kementerian ESDM ingatkan potensi banjir lahar dingin.

Kementerian ESDM Hentikan Aktivitas Pertambangan di Wilayah SemeruEskavator mengevakuasi alat berat yang tertimbun material vulkanik Gunung Semeru di desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12). NTARA FOTO/Umarul Faruq.
07 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan l aktivitas pertambangan di zona merah Gunung Semeru, Jawa Timur, untuk mencegah adanya korban jiwa akibat erupsi maupun awan panas guguran.

Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan seluruh wilayah pertambangan di sekitar Gunung Semeru harus dikosongkan lantaran masih berpotensi mengeluarkan lahar dan awan panas guguran.

"Kami sepakat untuk kegiatan yang ada di zona merah harus dikosongkan karena sangat mungkin masih ada potensi untuk terjadinya lahar ataupun awan panas guguran," ujarnya seperti dikutip Antara, Senin (7/12).

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu sore, 4 Desember 2021, mengakibatkan awan tebal menyelimuti langit Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Bencana itu menyebabkan puluhan truk tambang pasir terpaksa putar balik akibat hujan abu vulkanik.

Pada Senin malam, sekitar pukul 20.00 WIB, gunung tersebut kembali mengeluarkan lava pijar yang tampak dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Ratusan warga terpaksa harus mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas di gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.

Kementerian ESDM juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di daerah aliran sungai Mujur di Curah Kobokan dan daerah aliran sungai lain yang berhulu di Gunung Semeru untuk menghindari bahaya banjir lahar dingin.

"Potensi banjir lahar dingin masih ada karena kami melihat di bagian hulu atau puncak gunung masih banyak material-material hasil erupsi gunung api," kata Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Andiani.

Menurutnya, di tengah kondisi curah hujan tinggi 1-2 bulan kedepan, volume material di puncak gunung potensi menyebabkan banjir lahar dingin. "BMKG menyatakan curah hujan masih 1-2 bulan ke depan tentunya potensi lahar ini juga masih tinggi untuk mengancam di sekitar Semeru, utamanya adalah bukaan kawah yang mengarah ke bagian selatan dan tenggara," jelas Andini.

Relokasi Penduduk

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung lokasi terdampak erupsi gunung Semeru untuk memastikan bantuan bagi para pengungsi. Presiden Jokowi bertemu pengungsi, melihat dapur umum, meninjau Posko Pelayanan Kesehatan, bertemu anak-anak, dan menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal.

Presiden Jokowi juga meninjau lokasi pengungsi untuk memastikan bahwa dengan pengungsi tertangani dengan baik. "Yang berkaitan dengan konsumsi, kesehatan, air bersih, saya kira kondisinya mulai membaik. Kita berharap setelah nanti reda, semuanya bisa dimulai baik yang berupa perbaikan infrastruktur," ungkap Jokowi.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah terbuka atas kemungkinan relokasi penduduk dari permukimannya saat ini. "Maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan berbahaya untuk dihuni kembali. Tadi saya dapat laporan kurang lebih 2.000-an rumah yang harus direlokasi. Ini segera akan kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan segera kita bangun. Saya kira semua sudah siap," tegas Presiden.

Related Topics