NEWS

Lanjut Jadi Dirut Pertamina, Ini Setumpuk PR Nicke Widyawati

Nicke ingin Pertamina punya valuasi US$100 miliar.

Lanjut Jadi Dirut Pertamina, Ini Setumpuk PR Nicke WidyawatiNicke Widyawati, Chair of Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20. (dok. Pertamina)

by Hendra Friana

04 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) telah mengukuhkan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina untuk periode kedua. Nicke, yang menggantikan Elia Massa Manik pada April 2018, telah mengarungi karirnya di pucuk pimpinan Pertamina selama empat tahun, dan berpotensi menjadi dirut terlama di perusahaan migas terbesar Indonesia itu.

Meski membawa sejumlah terobosan selama memimpin, Nicke masih punya banyak "pekerjaan rumah" yang belum terselesaikan. Terutama, dalam menyongsong era transisi energi dan meletakkan podasi bagi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia.

"Sebagai pucuk tertinggi kepemimpinan di BUMN Migas nasional, saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan Pertamina terus memberikan energi untuk bangsa dan negara dan membawa Pertamina sebagai perusahaan energi global yang menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," demikian ia berujar dalam sebuah wawancara bersama Fortune Indonesia.Berikut "PR" yang menanti Nicke Widyawati di periode kedua kepemimpinannya:

Meningkatkan produksi kilang

Di era kepemimpinannya, Pertamina akhirnya menyelesaikan salah satu proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di kilang Balongan, Jawa Barat, pada tahun ini. Dimulai Februari 2021, RDMP Balongan jadi yang pertama selesai di antara lima proyek “upgrading” kilang Pertamina. 

Mengutip situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), ada lima proyek RDMP yang telah dicanangkan sejak 2016, dengan nilai investasi hingga Rp 214,16 triliun. Selain Balongan, yang terdiri dari dua tahap, proyek RDMP juga menyasar kilang Cilacap, Jawa Tengah;  kilang Dumai, Riau; kilang Balikpapan, Kalimantan Timur; dan kilang Plaju, Sumatera Selatan.

Merampungkan seluruh proyek RDMP  penting bagi Pertamina untuk memastikan kebutuhan BBM dalam negeri bisa terpenuhi tanpa banyak mengimpor. Pasalnya, hingga saat ini, kilang Pertamina baru mampu memenuhi 55-60 persen kebutuhan BBM nasional.

Jika seluruh proyek RDMP selesai, kapasitas olahan BBM Pertamina ditaksir bisa bertambah sebanyak 425 ribu barel per hari (bph) dari 700 ribu bph menjadi 1,125 juta bph. Selain proyek RDMP ada pula proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur, yang akan menambah kapasitas olahan minyak Pertamina sebanyak 300 ribu bph.

"Sehingga total kapasitas olahan jadi 1,425 juta, dan itu akan mulai dioperasikan keseluruhannya di akhir 2026 atau di 2027," tutur Nicke dalam rapat kerja di DPR beberapa waktu lalu.

Target produksi 1 juta barel per hari

Sebagai perusahaan migas plat merah, Pertamina memiliki peran penting untuk membantu pemerintah mencapai teraget produksi produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030.Hingga saat ini, Subholding Upstream Pertamina masih terus berpacu untuk meningkatkan produksinya. Berdasarkan catatan Fortune Indonesia, produksi minyak perseroan per Semester I 2022 telah 518 ribu BOPD, naik dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar tercatat 390 ribu BOPD.

Seperti diketahui, sejak 9 Agustus 2021, produksi hulu Pertamina mendapat penambahan produksi dari Blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Pertamina berhasil mempertahankan produksi paska alih kelola dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus-Desember 2021 sebanyak 161 sumur. Di tahun ini, targetnya ada 500 sumur yang dibor Pertamina.

Per Juli lalu, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Jaffee Suardin mengatakan perseroan telah melakukan pengeboran 350 sumur di Blok Rokan. "Pertamina akan terus berupaya untuk menghasilkan energi untuk Bangsa Indonesia khususnya untuk dapat berkontribusi optimal dalam mencapai target nasional produksi minyak 1 juta BOPD," kata Nicke.